Pilpres 2024

TERBARU Rektor Atma Jaya Yogyakarta Diminta Bikin Video Testimoni Apresiasi Kinerja Jokowi

Rektor Atma Jaya Yogyakarta Gregorius Sri Nurhartanto juga menerima permintaan untuk membuat video testimoni tentang apresiasi kinerja Jokowi.

Editor: Juang Naibaho
DOK. sdm.uajy.ac.id
Gedung Universitas Atma Jaya Yoyakarta. Rektor Atma Jaya Yogyakarta Gregorius Sri Nurhartanto juga menerima permintaan untuk membuat video testimoni tentang apresiasi kinerja Presiden Jokowi. 

Sementara itu, Menurut Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, menyebut ajakan terhadap Rektor Unika maupun tokoh masyarakat lainnya hanya berupa ajakan untuk pemilu damai.

"Ajakan kepada tokoh masyarakat tokoh agama pemuda termasuk ada mahasiswa civitas akademika itu mengajak men-support terciptanya pemilu damai," katanya di Kota Semarang, Selasa.

Dia menyebut penolakan pembuatan video dari Rektor Unika bagian dari pilihan. "Yang Unika itu kan yang kami tangkap itu pilihan. Kami berhadapan dengan orang-orang dengan intelektual yang bagus. Punya pilihan narasi-narasi mana yang disampaikan untuk memberikan kesejukan bagi warga Kota Semarang," jelasnya.

Lebih lanjut, Kombes Irwan menyatakan tak ada paksaan dalam pembuatan video itu. Sebelum pembuatan video testimoni itu, sambungnya, terlebih dahulu dijelaskan bahwa konten itu akan disebarkan dengan tujuan supaya pesan dari tokoh ini sampai ke masyarakat luas.

Tokoh yang dipilih untuk membuat video, menurut Kombes Irwan juga tak sembarang, yaitu mereka yang dinilai pantas untuk memberikan pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Semarang.

"Memang ada beberapa yang menolak tapi banyak yang men-support kegiatan ini," jelasnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu, mengatakan dalam rangka menjaga pemilu ini ada kegiatan cooling system.

Caranya dengan meminta beberapa tokoh, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang punya kompetensi untuk bisa membantu situasi kamtibmas bisa berjalan aman lancar dan tertib lewat pesan video.

Meski begitu, dia menegaskan tak ada arahan untuk pasangan calon (paslon) tertentu dalam Pemilu 2024 ini. "Tidak ada arahan untuk mendukung salah satu paslon (presiden dan wakil presiden)," tuturnya.

Sudah 30 Kampus

Gerakan moral dari kalangan kampus yang memberikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi jelang Pilpres 2024, terus meluas.

Gelombang tuntutan dari kalangan intelektual ini mulai bergulir sejak 31 Januari 2023.

Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) mendeklarasikan Petisi Bulaksumur sebagai respons keprihatinan sekaligus kekecewaan terhadap manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Petisi UGM itu mendapat respons dari para akademisi lainnya. Dalam tempo singkat, puluhan kampus mengelar aksi serupa.

Hingga Rabu (7/2/2024) sedikitnya sudah 30 kampus yang menyampaikan petisi keprihatinan atas penegakan demokrasi di Pilpres 2024 ini. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved