Sumut Memilih
KERIBUTAN di Gudang KPU Medan, Pekerja Pelipat Surat Suara Tuntut Gaji, Ini Kata Ketua KPU
Hingga malam hari, ratusan pekerja pelipat surat suara masih berada di gudang logistik KPU Medan menunggu pembayaran gajinya.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Gudang logistik milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan yang ada di jalan Yos Sudarso, Kota Medan dipenuhi ratusan pekerja pelipat surat suara pemilu 2024.
Sejak pagi hari, para pekerja pelipat surat suara telah menunggu di sana.
Niko salah satu pekerja pelipat surat suara mengatakan, sesuai jadwal KPU, mestinya honor pelipatan surat suara dibayarkan pada, Jumat (26/1/2024).
"Jadi kami sudah kerja sejak tanggal 6 Januari sampai 18 Januari melipat kertas suara. Sesuai jadwal harusnya honor kami dibayarkan sekarang," kata Niko dihubungi tribun-medan.com, Jumat (26/1/2024).
Menunggu sejak pagi, Niko serta ratusan pekerja pelipat suara sempat cekcok dengan KPU.
Hal itu lantaran KPU dianggap memperlambat pembayaran honor pekerja pelipat suara.
"Iya tadi ada cekcok, karena kan ramai, jadi para pekerja ya nanya kenapa lama, karena masih 5 kelompok yang dibayarkan gajinya, sementara kami ada 60 lebih kelompok. Karena itu tadi sempat ribut ribut apalagi pas siang tadi juga panas dan lapar," jelas Niko.
Hingga malam hari, ratusan pekerja pelipat surat suara masih berada di gudang logistik KPU Medan menunggu pembayaran gajinya.
"Ya sampai saat ini kami masih di sini untuk meminta pembayaran. Kan, hitungan gaji kami Rp 350 per surat suara. Kalau aku harusnya dapat Rp 2 juta selama kerja. Ya kami harap karena sesuai jadwal KPU gaji dibayarkan sekarang, ya mau segera diberikan," kata Niko.
Penjelasan KPU Medan.
Ketua KPU Medan Mutia Atiqah membenarkan adanya keributan di gudang KPU terkait pembayaran honor para pelipat surat suara. Namun sebut dia kondisi sudah kondusif.
Mutia mengatakan, para pekerja merasa gaji mereka diperlambat untuk dibayar.
Padahal kata Mutia kondisi itu tak terlepas dari proses administrasi yang mesti dilakukan terhadap 1.200 pekerja pelipat surat suara sebelum pembayaran gaji.
"Tadi karena memang sangat ramai para pekerja jadi seolah-olah ada keributan. Tapi semua sudah dijelaskan kepada para pekerja jika perlu adanya proses administrasi jadi sedikit lama. Nah lama karena memang banyaknya para pekerja, jadi seolah olah ada keributan," kata Mutia kepada tribun.
Mutia menyampaikan, KPU tetap akan membayangkan gaji para pekerja pelipat surat suara pada hari ini.
Mutia pun telah meminta agar para pekerja pelipatan surat suara untuk sabar menunggu giliran.
"Kita bayarkan hari ini kan itu sudah sesuai jadwal dari KPU, namun ya kita minta sabar dan maklum karena ramai juga. Hingga saat ini kami masih melakukan pembayaran gaji," katanya.
(cr17/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Hingga-malam-hari-para-pekerja-pelipat-surat-suara-masih-menunggu-di-gudang.jpg)