Wisata Kepri

Uniknya Ambung Gila, Permainan Rakyat Lingga Berbau Mistis

Penonton akan takjub lantaran sebuah Ambung akan bergerak dengan sendirinya setelah dibacakan jampi-jampian oleh bomo atau orang yang mempunyai ilmu

|
Editor: Arjuna Bakkara
TribunBatam.id/Febriyuanda
DANG LUKAH - Pengunjung dan masyarakat lokal Pulau Mepar, Kecamatan Lingga saat memainkan permainan rakyat Ambung Gila atau Dang Lukah, Kamis (17/6/2021). (TribunBatam.id/Febriyuanda) 

TRIBUN-MEDAN.com, LINGGA - Unik dan berbau mistis. Kata ini yang pantas untuk disematkan pada permainan tradisional Ambung Gila yang berasal dari Lingga, Pulau Mepar, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Permainan rakyat Lingga ini merupakan warisan budaya Melayu di Lingga yang masih terjaga hingga saat ini.

Penonton akan takjub lantaran sebuah Ambung akan bergerak dengan sendirinya setelah dibacakan jampi-jampian oleh bomo atau orang yang mempunyai ilmu untuk memainkan.

Baca juga: Situs Sejarah Istana Damnah, Peninggalan Sejarah Kerajaan Melayu yang Jadi Destinasi Wisata Kepri

Permainan rakyat asal Lingga yang semula dimainkan oleh warga lokal saja, kini menjadi magnet baru khususnya buat wisatawan bahkan mancenagara yang mengunjungi Lingga.

Abung gila2
DANG LUKAH - Pengunjung dan masyarakat lokal Pulau Mepar, Kecamatan Lingga saat memainkan permainan rakyat Ambung Gila atau Dang Lukah, Kamis (17/6/2021). (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Permainan yang berasal dari Pulau Mepar, Kecamatan Lingga ini ternyata mempunyai nama asli, yakni 'Dang Lukah'.

Hal itu diungkapkan oleh Tokoh orangtua di Pulau Mepar, Azhar.

Azhar merupakan warga yang mempunyai peran penting dalam permainan Dang Lukah ini. Ia dipercaya sebagai orang membacakan doa atau membaca jampi-jampian.

Baca juga: Dinas Pariwisata Kepri Target 100 Ribu Wisman ke Tanjungpinang di 2024

Warga Lingga ini mengungkapkan, nama asli permainan ini Dang Lukah, bukan Ambung Gila seperti sebutan nama yang dikenal di masyarakat.

"Kami menyebutnya Dang Lukah, jadi bukan Ambung Gila," kata dia baru-baru ini.

Azhar menjelaskan, permainan ini sudah dikenal secara turun temurun oleh orangtua dari zaman ke zaman.

"Memang ini permainan orangtua dulu-dulu, dari datok nenek kami lah permainan ini, memang namanya Dang Lukah," ujarnya.

Saat ini, permainan Dang Lukah sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud pada 2019 milik Kabupaten Lingga, dengan nama 'Ambung Gila'.

Saat dikonfirmasi Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardi menjelaskan, bahwa nama Ambung yang berati keranjang.

Permainan itu memegang sebuah ambung atau keranjang yang dipakai orang dulu, untuk mengisi barang. Lazuardi menerangkan, Dang Lukah merupakan istilah nama Ambung.

"Dang Lukah berati Lukah atau Bubu (alat tradisional penangkap ikan-red)," sebut dia kepada TribunBatam.id, Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Program Pariwisata Biru, Kadispar Kepri Dampingi 80 Peserta IDF Berkunjung ke Kepri Coral

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved