Berita Viral

Kepsek Buka Suara Soal Pemecatan Guru Honor Verawati, Disebut Malas Ngajar: Masuk saat Pencairan BOS

Baru-baru ini, viral di media sosial curhat seorang guru honorer di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dipecat melalui WhatsApp.

Editor: Liska Rahayu
Dok Verawati
SOSOK Verawati, Guru Honorer Dipecat Lewat WA Gara-gara Cuma Lulusan D2, Sudah 18 Tahun Mengajar 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, viral di media sosial curhat seorang guru honorer di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dipecat melalui WhatsApp.

Guru honorer tersebut bernama Verawati.

Verawati mengaku dirinya dipecat lantaran hanya lulusan D2, padahal ia sudah mengajar selama 18 tahun.

Kepala sekolah SD Inpres Kalo di Desa Pai, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jahara Jainudin akhirnya buka suara soal pemecatan Verawati tersebut.

Kepala sekolah juga mengungkap kelakuan sang guru honorer sehingga berujung dipecat.

Sebelumnya viral di media sosial curhatan Verawati, guru honorer SD inpres Kalo, Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB yang diduga dipecat melalui pesan WhatsApp.

Dalam curhatannya, Verawati menyebut dirinya dikeluarkan secara tidak hormat setelah mengabdi selama 18 tahun dengan alasan lantaran dirinya hanyalah lulusan D2.

Namun, curhatan viral tersebut dibantah pihak sekolah.

Menurut kepala sekolah, yakni Jahara Jainudin telah terjadi miss komunikasi, dari yang disampaikan dengan yang ditangkap.

Meskipun demikian, secara tidak langsung pula sang kepala sekolah tak menampik soal nasib Verawati tersebut.

Namun di satu sisi juga pokok permasalahannya bukanlah terkait ijazah, melainkan sikap guru bersangkutan selama ini.

Jahara membantah telah memecat guru honorer Verawati.

Menurutnya, Verawati tidak dipecat karena sampai hari ini yang bersangkutan masih terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud Ristek.

SOSOK Verawati, Guru Honorer Dipecat Lewat WA Gara-gara Cuma Lulusan D2, Sudah 18 Tahun Mengajar
SOSOK Verawati, Guru Honorer Dipecat Lewat WA Gara-gara Cuma Lulusan D2, Sudah 18 Tahun Mengajar (Dok Verawati)

Pesan WhatsApp berisi pemberitahuan agar yang bersangkutan berkantor di UPT Dikbudpora Kecamatan Wera sesuai ijazah yang dimilikinya itu, imbuhnya, merupakan hasil rapat dengan Dikbudpora Kabupaten Bima.

Kendati demikian, dirinya mengakui narasi yang digunakan dan cara penyampaiannya keliru karena terpancing emosi akibat guru-guru belum ada yang datang mengajar di sekolah, termasuk Verawati.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved