Sosok

Sang Maestro Musik Liturgi Katolik Pastor Karl-Edmund Prier SJ Meninggal Dunia, Umat Katolik Berduka

Kabar duka menyelimuti umat Katolik, khsususnya di Keuskupan Agung Medan karena Pastor Karl Edmund Prier meninggal dunia

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Romo Prier semasa hidupnya. 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Kabar duka menyelimuti umat Katolik, khsususnya di Keuskupan Agung Medan karena Pastor Karl Edmund Prier meninggal dunia. Imam ini akrab dipanggil Romo Prier. Dia adalah seorang imam Jesuit yang telah mendedikasikan dirinya bagi musik Gereja Katolik.

Ia meninggal dunia pada Minggu (21/01/24) sekitar pukul 00.40 WIB di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Tentu kabar ini membuat umat Katolik bersedih. Pasalnya, imam ini telah berbuat banyak dalam liturgi gereja, secara khusus inkulturasi dalam musik gereja.

Dari majalah Katolik yang bernama Majalah Hidup diperoleh sejumlah informasi mengenai Pastor Karl-Edmund Prier SJ. Ia lahir pada tanggal 18 September 1937 di Weinheim, Jerman.

Ia menjalani kehidupannya di Jerman hingga tahun 1960-an saat menjalani studi Filsafat di Fakultas Teologi Wedabhakti, Yogyakarta.

Di bidang musik, pendedikasian dirinya sudah dimulai sejak mengajar musik di Stella Matutina Feldkirch, Austria. Termasuk, kecintaannya pada budaya lokal membuatnya semakin yakin berkecimpung di bidang musik tradisional secara total.

Menurut artikel yang dituliskan oleh Veronika Naning dalam Majalah Hidup tersebut diuraikan, Romo Prier belajar bahasa Jawa pun ia lakukan supaya dapat merasakan jiwa dan estetika budaya yang begitu kuat melingkupi kesehariannya.

Romo Prier ditahbiskan sebagai imam Jesuit tahun 1969. Karena kecintaan dan keuletannya, sejumlah aransemen musik lagu liturgi yang disarikannya dari budaya lokal se-Indonesia. Setidaknya, ia telah menghasilkan sekitar 1800 lagu dari 57 lokakarya musik tradisional.

Sebagai Direktur PML Yogyakarta dan Dosen di ISI Yogyakarta, ia telah menulis 12 buku yang diwariskan bagi Gereja dan Masyarakat.

Romo Prier sungguh layak dihormati sebagai seorang maestro musik. Hal ini pun diapresiasi oleh ISI Yogyakarta yang pada Mei 2023 telah menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa bidang musik kepadanya.

Untuk mendoakan keselamatan arwah almarhum maka pada hari ini, Minggu (21/1/2024) pukul 18.00 WIB akan digelar Misa tirakatan di kapel Puskat.

Esok harinya, Senin (22/1/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, akan diselenggarakan Misa Requiem di Kapel Puskat. Lalu, jenazah Romo Prier diberangkatkan ke Girisonta untuk pemakaman.

(cr3/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved