Berita Viral

Pria Ini Gagal Santap Makanan Terakhirnya Sebelum di Eksekusi Mati

Dia ditangkap di rumah tersebut setelah tetangga Mary Bales (pasien pengidap polio), mengetahui apa yang telah terjadi.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
HO
 Wesley Ira Purkey Gagal Santap Makanan Terakhirnya Sebelum Eksekusi Mati, Kamis (18/1/2024) 

TRIBUN-MEDAN.COM – Seorang pelaku pembunuhan ganda yang tergolong bejat dari Amerika Serikat melewatkan makanan terakhirnya, yaitu pai pecan, setelah terlambat memesannya dan meninggal dalam keadaan yang sangat mengenaskan.

Dilasir Tribun Medan dari Dailystar, Wesley Ira Purkey, 68 tahun, dijatuhi hukuman mati pada tahun 2004 atas penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Jennifer Long pada tahun 1998.

Pembunuh itu membujuk remaja berusia 16 tahun itu ke dalam truknya saat berada di luar toko swalayan sebelum melakukan pelecehan seksual dan menembaknya hingga tewas.

Dia kemudian memotong-motong tubuh remaja itu dengan gergaji mesin dan mengubur jasadnya di sebuah kolam di Kansas, Amerika Serikat, namun jasadnya kini tidak pernah ditemukan.

Kejahatannya berlanjut di tahun yang sama ketika ia memukuli seorang pasien pengidap polio berusia 80 tahun hingga tewas ketika ia sedang berada di rumah pasien tersebut saat sedang memasang kran dapur.

Dia ditangkap di rumah tersebut setelah tetangga Mary Bales (pasien pengidap polio), mengetahui apa yang telah terjadi.

Meskipun telah mengaku membunuh Bales, dia tidak dijatuhi hukuman mati hingga akhirnya dia mengakui pembunuhan Jennifer Long.

Sebelum menerima suntikan pentobarbital yang mematikan pada 16 Juli 2020, ia telah meminta pai pecan sebagai hidangan untuk makanan terakhirnya, tetapi ia meminta untuk menyantapnya nanti. Akan tetapi, pesanan tersebut tidak kunjung datang.

Purkey yang dilaporkan menderita demensia dan penyakit Alzheimer, diberi suntikan pentobarbital di Kompleks Lembaga Pemasyarakatan Federal di Terre Haute, Indiana.

Namun, seperti yang diketahui dari hasil otopsi, ia meninggal dengan cara yang sangat mengenaskan akibat suntikan pentobarbital yang dimana cairan suntikan tersebut menyebabkan paru-parunya terisi air hingga terasa seperti tenggelam.

Dr Gail Van Norman menjelaskan: "Sudah menjadi sebuah ketetapan medis, bahwasanya sebagian besar tahanan akan mengalami penderitaan yang luar biasa, termasuk sensasi tenggelam dan tercekik akibat (obat) pentobarbital."

Di dalam pesan terakhirnya, Purkey dilaporkan telah mengatakan: "Saya sangat menyesali atas penderitaan rasa sakit yang saya timbulkan kepada keluarga Jennifer. Saya sangat menyesal. Pembunuhan yang dilakukan secara sadis ini benar-benar tidak memiliki tujuan tertentu."

Sementara itu, ayah Jennifer Long yang hadir dalam eksekusi tersebut bersama dengan anggota keluarganya yang lain mengatakan: "Kami telah menyelesaikan apa yang perlu kami selesaikan hari ini. Masalah ini sudah sangat lama.

"Dia harus menghembuskan nafas terakhirnya, karena dia telah membuat putri saya kehilangan nyawa. Keputusan itu sudah bulat. Tidak ada kata ampun, dan tidak akan pernah ada karena saya tidak akan mendapatkan putri saya kembali." Ujar ayah dari Jennifer Long

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved