Pilpres 2024

Wakil Wali Kota Solo Teguh Mulai Terbebankan Ditinggal Gibran Cuti Kampanye: Saya Hanya Kaki!

kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) tidak efektif dan efisien karena sering ditinggal oleh Gibran 

|
Editor: Satia
Tribunsolo
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Curhat Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa seringnya Gibran Rakabuming Raka mengajukan cuti untuk kampanye sebagai Calon Wakil Presiden.

Teguh kini merasakan beban usai ditinggal Gibran, lantaran tak bisa mengambil kebijakan di lingkup Pemkot Solo.

Awalnya Teguh memilih untuk tidak berkomentar banyak dengan tudingan kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) tidak efektif dan efisien karena sering ditinggal oleh Gibran seperti yang diungkap oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo, YF Sukasno beberapa hari lalu.

"Saya tidak komentar," ujar Teguh, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Suami Syok Dapati Istrinya Hamil setelah Bebas dari Penjara, Ternyata Hasil Perselingkuhan

Sementara, saat dituding banyak Peraturan Wali Kota (Perwali) yang tertunda, Teguh mengaku tidak bisa menggantikan tugas tersebut.

"Kalau kita kan Wakil, awak karo sikil (tubuh dan kaki), kepalanya kan di sana. Saya tidak bisa mengambil kebijakan, saya hanya menjalankan tugas-tugas keseharian. Itu kan tugas Wakil," sambungnya.

Teguh juga mengisyaratkan ada kebijakan yang tidak berjalan dengan baik lantaran belum adanya Perwali sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah (Perda) yang disepakati DPRD.

"Nanti coba tanya pak Sekda, mana yang penting mana yang tidak. Karena Peraturan Daerah itu ada yang harus ditindaklanjuti dengan Perwali," kata dia.

"Satu perda bisa 4 sampai 5 perwali, kalau itu tidak diimplementasikan maka perdanya nggak jalan. Karena implementasinya harus ada Perwali yang lebih rijit," imbuhnya.

Baca juga: PANAS SOAL Penurunan Iklan Videotron Anies Baswedan, Pemprov DKI Sebut Tak Tahu : Ranah Swasta

Desakan dari DPRD Solo terkait ketidakefisienan Pemkot tersebut pun diakui Teguh adalah sebuah hal yang lumrah.

"Namanya Pemda itu kan ada eksekutif dan legislatif. Saya kira Legislatif mempunyai kewajiban untuk mendorong pemerintah menyelesaikan regulasi-regulasi yang harus diselesaikan agar pelaksanaan pemerintahan itu normal di luar pesta demokrasi," urainya.

Lebih lanjut apa yang diambil oleh Gibran menurut Teguh merupakan sebuah pilihan.

"Jadi saya kira mana tanggung jawab sebagai kepala daerah dan sebagai calon ini harus dipikir dengan tenanan. Soalnya hidup hanya pilihan," urai dia.

Saat kembali ditegaskan apakah keberatan dengan tugas yang diemban selama Gibran cuti kampanye, Teguh menegaskan dirinya hanya kaki dan tubuh Pemkot Solo.

"Nggak, itu lho. Awak karo sikil Iki mau lho," tutupnya. 

Baca juga: Tak Terima Dibayar Pakai Uang Rp 2 Ribu, Azis Bacok Majikan Hingga Kritis Lalu Sembunyi di Plafon

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved