Berita Viral

Sosok Erfin Dwi Sudanto Caleg Jual Ginjal Demi Modal Kampanye: Gagal Jadi Kades dan Ekonomi Sulit

Caleg jual ginjal demi modal kampanye menjadi sorotan netizan. Pria bernama Erfin Dwi Sudanto (47) nekat menjual ginjalnya demi modal kampanye sebagai

HO
Caleg jual ginjal demi modal kampanye menjadi sorotan netizan. Pria bernama Erfin Dwi Sudanto (47) nekat menjual ginjalnya demi modal kampanye sebagai caleg.  

Ketika itu, ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD lantaran sosoknya dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.

Namun, Erfin mengaku tak memiliki modal sama sekali. Kondisi ekonominya tengah terpuruk.

"Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa."

"Kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar," ungkap dia.

Baca juga: GEGER Pengantin Wanita Lepas Gaun Pernikahan Usai Ayahnya Dihina, Reaksi Calon Suami Bikin Kesal

Baca juga: Istri Selingkuh dengan 300 Pria dalam Dua Tahun dan Lakukan Penipuan, Suami Syok Cek Medsos

Akan tetapi, ketua partai itu meyakinkan dirinya akan membantu dengan berbagai program.

Hal itulah yang membuat Erfin akhirnya sepakat untuk maju sebagai caleg DPRD Bondowoso.

"Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di pileg."

"Setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya," ungkapnya.

Lalu, Erfin bertemu dengan salah satu temannya yang juga caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.

"Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai caleg," tuturnya.

Di sisi lain, Erfin menyadari, untuk maju sebagai caleg tidak cukup hanya bermodal kebaikan saja.

Ia pun memerlukan modal uang yang cukup besar untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

"Kebutuhan sangat besar sekali, terutama yang banyak seperti bansos dan kegiatan yang melibatkan masyarakat," ucap Erfin saat dikonfirmasi TribunJatim-Timur.com, Selasa (16/1/2024).

Dikatakannya, saat menggalang massa dengan mendatangi rumah warga, kebanyakan mereka bertanya besaran uang yang akan diberikan kepada para pemilih.

"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya sowan ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)" terang dia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved