Nasional
Statemen Kapolri Mengenai Estafet Kepemimpinan Jadi Kontroversi, Ini Penjelasan Mabes Polri
Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung perlunya rakyat memilih pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. Namun jadi kontroversi
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat mengatakan, rakyat hendaknya mencari pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan.
Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan sambutan dalam perayaan Natal Mabes Polri 2023.
Namun, pernyataan tersebut menimbulkan beragam asumsi.
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko memastikan pernyatan Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada perayaan natal 2023, mengacu pada kepempimpinan presiden sejak Soekarno hingga Jokowi yang membutuhkan keberlanjutan kebijakan yang baik.
Pernyataan Kapolri, Listyo Sigit Prabowo soal estafet kepemimpinan jadi sorotan.
Dalam sambutan perayaan natal di Mabes Polri, Listyo menyebut dalam kontestasi pilpres yang dicari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan dan bukan memelihara perbedaan yang ada.
Pernyataan yang keluar dari pimpinan tertinggi Polri ini bisa saja dimaknai beragam.
Namun menurut Peneliti Perludem, Fadli Ramadhanil netralitas aparat hukum di pilpres adalah satu keharusan.
Netralitas penegak hukum dalam pesta demokrasi terbesar di negeri ini satu hal yang tidak bisa ditawar.
Di mana penegak hukum tidak hanya dituntut netral dan profesional dalam bersikap, tapi juga hati-hati dalam berucap.
Komentar Capres 01 dan 03
Anies Baswedan menganggap pernyataan Kapolri bukan sesuatu yang istimewa. Dia menyebut biarkan rakyat yang menilai apakah pernyataan Sigit bermakna lain.
"Memang setiap kepresidenan selalu melanjutkan. Pak Jokowi melanjutkan Pak SBY. Pak SBY melanjutkan Bu Mega, Bu Mega melanjutkan Gus Dur, Gus Dur melanjutkan Pak Habibie, Pak Habibie melanjutkan Pak Harto, Pak Harto melanjutkan Bung Karno," ucap Anies di Barus, Sumatera Utara.
Senada, calon wakil presiden pendamping Anies, Muhaimin Iskandar, memahami bahwa pernyataan itu seakan-akan menyerang narasi perubahan.
Padahal, ia menegaskan, setiap kandidat yang bertarung pada Pilpres 2024 pada akhirnya terpilih untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi.
"Tidak ada satu pun di antara calon presiden yang tidak sanggup melakukan estafet," kata Muhaimin di Surabaya, Jawa Timur.
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo juga tak menilai pernyataan Sigit memiliki makna khusus dan menanyakan mengapa hal seperti itu seolah penting untuk disampaikan.
Politikus PDIP ini mengungkit bagaimana dirinya memenangkan Presiden Joko Widodo pada 2019 dengan mendukung dan mengamankan program kerja pemerintah pusat selama bekerja sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Mau saya sebut di Jawa Tengah? Di demo pertama saya adalah pabrik semen di Rembang. Kami amankan, karena itu punya BUMN. Biarkan kami ambil seluruh tanggung jawabnya," ujar Ganjar di Nganjuk, kemarin.
"Wadas, saya amankan itu karena belasan tahun tidak pernah jadi dan kemudian pemerintahan harus menyelesaikan.
Saya ambil tanggung jawabnya. Tertuduhnya saya? Tidak apa-apa. Tapi tugas saya adalah menyelesaikan ketika persoalan itu muncul," lanjut Ganjar.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Prajurit TNI AL Meninggal Usai Gagal Mendarat Terjun Payung Saat Presidential Inspection |
|
|---|
| 2 Kali Mangkir, KPK Tangkap Menas Erwin Djohansyah Kasus Suap Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan |
|
|---|
| 5 Anggota DPR RI yang Dinonaktifkan Tetap Dapat Gaji, Presenter Ini Ingatkan Ayat 4 |
|
|---|
| Daftar Uang yang Sudah Tidak Berlaku Lagi di Tahun 2024, Termasuk Uang Rp 10.000 Emisi 2005 |
|
|---|
| Presiden Jokowi Ikut Ramaikan Puncak Arus Balik dari Kualanamu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kapolri-Jenderal-Listyo-Sigit-Prabowo-menegaskan-akan-memotong.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.