Tribun Wiki
Profil dan Biodata Laily Annisa Kusumastuti Calon Pengantin BPH Kusumo Kuntonugroho
BPH Kusumo Kuntonugroho akan menikahi calon istrinya, dr Laily Annisa Kusumastuti. Lantas, seperti apa profil dr Laily? Simak ulasannya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Kuntonugroho, anak kedua Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X dengan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam akan menikahi calon istrinya, dr Laily Annisa Kusumastuti.
Menurut informasi, akad nikah BPH Kusumo Kuntonugroho dengan dr Laily Annisa Kusumastuti akan digelar hari ini, Rabu (10/1/2024).
Namun, pada Selasa (9/1/2024) kemarin, BPH Kusumo Kuntonugroho dan dr Laily Annisa Kusumastuti turut melaksanakan tiga prosesi yakni siraman calon pengantin kakung dan putri, tantingan, midodareni serta tuguran.
Kabar pernikahan BPH Kusumo Kuntonugroho dan dr Laily Annisa Kusumastuti disambut gembira oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kadipaten Pakualaman.
Lantas, seperti apa profil dan biodata dr Laily Annisa Kusumastuti yang bakal menjadi pengantin wanita acara Royal Wedding Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman ini? Berikut ulasannya.
Dilansir dari TribunJogja, yang dikutip dari Facebook Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta (Kominfo DIY), dr Laily Annisa Kusumastuti adalah alumnus Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Yogyakarta, sama seperti BPH Kusumo Kuntonugroho.
Selepas SMA, Laily kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), begitu pula dengan BPH Kusumo Kuntonugroho.
Berikut profil lengkap dr Laily Annisa Kusumastuti seperti dirangkum Tribunjogja.com dari Facebook Kominfo DIY.
Profil dan Biodata dr Laily Annisa Kusumastuti
Nama dan Gelar : dr Laily Annisa Kusumastuti
Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 20 Oktober 1996
Tanggal Lahir Tahun Jawa : Minggu Pon, 7 Jumadil Akhir 1929 Tahun Jawa
Tanggal Lahir Tahun Hijriah : Minggu, 7 Jumadil Akhir 1417 Hijriah (H)
Weton : Minggu Pon
Ayah : dr. Tri Prabowo, M.Kes., Sp.PD, FINASIM
Ibu : (Almarhumah) dr. Wijayatun Handrimastuti
Riwayat Pendidikan dr Laily Annisa Kusumastuti
- TK Masjid Syuhada
- SD Masjid Syuhada
- SMP Negeri 8 Yogyakarta
- SMA Negeri 1 Yogyakarta Pendidikan
- Profesi Dokter Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM
Visi dr Laily Annisa Kusumastuti
Laily Annisa Kusumastuti memiliki visi untuk mengembangkan kebudayaan dengan membangun kesadaran hidup bersih dan sehat, menggunakan pendekatan humanis dan berbudaya.
Siraman Dhaup Ageng
Pada Selasa (9/1/2023) sekitar pukul 08:00 WIB, dr Laily Annisa Kusumastuti dan BPH Haryo Kusumo telah menjalankan upacara adat siraman.
Sebelumnya, calon pengantin pria dan wanita telah menjalani prosesi nyengker atau pingitan pada Senin (8/1/2024).
Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, upacara siraman Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman dilangsungkan secara terpisah, yaitu di Kagungan Dalem (KD) Kepatihan Gandhok Wetan (untuk calon pengantin wanita) dan KD Gedhong Parangkarsa (untuk calon pengantin pria).
Tim Pranata Adat Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman, Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo menjelaskan, proses siraman diawali dengan penyampaian ubarampe siraman kepada pengantin putri, termasuk toya Perwita Adi dari Maerokoco ke Ndalem Kepatihan Pura Pakualaman serta pengantin putra di Parangkarsa.
Ubarame tersebut meliputi handuk, ratus, kebaya dan lainnya.
Sebelum ritual siraman dilakukan, prosesi didahului dengan acara sungkeman kepada orangtua masing-masing pengantin.
"Upacara siraman dilakukan sebagai bentuk pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah bagi calon pengantin," terang Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo, Selasa (9/1/2024).
"Setelahnya, calon pengantin putri kita busanani (dikenakan pakaian) ngagem sekar (pakai bunga), bunga melati di bagian dadanya dan kemudian melakukan prosesi siraman. Tapi sebelumnya, menunggu Gusti Putri terlebih dulu untuk memberikan pangestu," imbuhnya.
Prosesi siraman pengantin perempuan dilakukan oleh permaisuri Kadipaten Pakualaman yakni GKRAA Paku Alam, orangtua calon pengantin putri Dr Tri Prabowo, M.Kes., Sp.PD., FINASIM, budhe, beserta eyang.
Selain itu ada pula Bray Indrokusumo, Suryopadmonagoro.
Upacara siraman diakhiri dengan calon pengantin putri berwudlu, dilanjutkan pecah klenthing yang dilakukan oleh GKBRAA Paku Alam sambil mengucap ‘niyat ingsun mecah klenthing dadi sarana pecah pamore dr Laily Annisa Kusumastuti’
"Ucapan tersebut adalah harapan pada saat calon pengantin perempuan dirias akan memancarkan aura sehingga terlihat semakin cantik," terangnya.
Prosesi Ngerik
Calon pengantin putri juga akan dirias, namun lebih dulu diawali prosesi Ngerik yang dilakukan oleh Gusti Putri dilanjutkan perias pengantin.
Ngerik mengandung arti mencukur sinom atau rambut halus yang ada di dekat dahi.
Prosesi ini dilakukan usai siraman.
Setelah rambutnya kering, calon pengantin wanita mulai dirias dengan membuat cengkorongan paes, baru kemudian penata rias mulai ngerik.
Kemudian, calon pengantin putri diberi pakaian kain batik bermotif Indra Widagda Jatmika yang merupakan varian motif Indra Widagda dengan paduan motif tradisional ‘nitik’.
Adapun kain motif Indra Widagda Jatmika mengandung harapan akan hadirnya ketenangan dan keharmonisan di hati kedua calon pengantin.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kusumo-Kunto-Nugroho-dan-istrinya-dr-Laily.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.