Berita Viral

NASIB Murid SD di Tasikmalaya, 10 Tahun Belajar di Lantai Tanpa Meja dan Kursi, Anggarannya Kemana?

Bangunan SDN Tamanggung sendiri hanya memiliki 5 ruangan, yang terdiri dari 4 ruang kelas dan 1 ruang guru.

Editor: Satia
Tribunpriangan
Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamanggung, Kampung Magelang, Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat belajar di lantai. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - PILU! Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamanggung, Kampung Magelang, Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat belajar di lantai.

Para murid SD ini terpaksa belajar di lantai gegara tak memiliki meja dan kursi.

Tak sampai di situ, kondisi bangunannya pun tampak mengalami kerusakan di sana-sini.

Mulai dari kusen yang sudah lapuk, atap bocor, dinding retak, hingga pintu yang sudah lapuk dan jebol.

Baca juga: SOSOK Atmal, Pelajar di Tasikmalaya Nikahi 2 Wanita Sekaligus, Berawal dari Praktik Nikah di Sekolah

Pengamat pendidikan asal Tasikmalaya, Asep Tamam menilai, bahwa terkait hal ini, semua pihak harus ‘mencolek’ beberapa elemen terkait untuk menemukan solusinya.

“Apa lagi ini SD Negeri ‘kan? Memang kita harus ‘mencolek’ beberapa elemen terkait. Dalam posisi ini kan ada beberapa elemen yang terkait, tentu yang paling tinggi adalah Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto,” jelas Asep kepada TribunPriangan.com melalui sambungam telepon pada Selasa (9/1/2024).

“Saya belum tahu, apakah perihal ini sudah disampaikan belum kepada Bupati oleh Kabid SD di Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya,” lanjutnya.

Asep juga menilai, bahwa Kabid SD dan Kadisdik Kabupaten Tasikmalaya harus pro-aktif untuk hadir memberikan solusi.

“Kecamatan Bojongasih ini (red: lokasi SDN Tamanggung) tidak terlalu jauh dari Singaparna. Tapi sepertinya, katakanlah fasilitas jalan juga ‘kan di Kabupaten Tasikmalaya itu kerap bermasalah ya. Ditambah lagi masalah yang paling mendasar, yakni pendidikan,” jelas Asep.

Baca juga: Daftar Drama Korea dengan Rating Tertinggi Minggu Pertama Januari 2024

“Ini ‘kan klasik ya, karena anggaran pendidikan itu dari tahun ke tahun bertambah. Dikira dengan bertambahnya anggaran pendidikan itu permasalahan seperti ini tidak akan ada lagi,” lanjutnya.

Kenyataannya, tambah Asep, menjelang Pilkada 2024 ini, ternyata masih banyak menyisakan permasalahan-permasalahan sosial, di antaranya berkenaan dengan dunia pendidikan ini.

“Juga anggota DPRD setempat harus mengetahui akan hal ini. Misal, siapa sih anggota Dewan yang mewakili dapil Bojongasih?” tuturnya.

“Artinya, masalah pendidikan ini tidak harus yang positifnya saja yang diangkat. Itu memang bagus untuk motivasi. Tapi, hal-hal seperti ini pun harus diangkat ke publik untuk jadi bahan pemikiran bersama,” sambung Asep.

Baca juga: Cerita Emak-emak Isi Kekosongan Menjadi Pelipat Surat Suara, Siapkan Makan Suami dan Anak Sejak Pagi

Asep juga mengatakan, bahwa selalu miris mendengar ironi-ironi dan anomali berita tentang dunia pendidikan, mengingat banyaknya hal kontras yang terjadi.

“Di satu sisi, sering terdengar penyelewengan BOS atau KIP. Lalu kemudian di sisi lainnya, kita disuguhkan dengan kondisi lain yang memberi nada yang berbeda, tentang seperti apa yang terjadi di SDN Tamanggung ini,” tuturnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved