Tribun Wiki

Sejarah Pondok Pesantren Buntet yang Didirikan Kyai Muqoyyim, Pernah Dibakar Belanda

Pondok Pesantren Buntet cukup dikenal di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Ponpes ini didirikan oleh Kyai Muqoyyim

Editor: Array A Argus
Kompasiana
Pondok Pesantren Buntet yang dahulunya didirikan oleh Kyai Muqoyyim 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kalangan santri di Jawa Barat pasti sudah tidak asing lagi dengan Pondok Pesantren Buntet.

Pondok Pesantren Buntet ini termasuk institusi pendidikan yang paling banyak melahirkan para mubaligh di Jawa Barat.

Tapi siapa sangka, perjalanan Pondok Pesantren Buntet ini ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Saat masa penjajahan, Pondok Pesantren Buntet yang didirikan oleh Kyai Muqoyyim ini pernah dibakar Belanda.

Dahulu kala, Pondok Pesantren Buntet berdiri di kampung Kedung Malang, Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Cirebon pada tahun 1750.

Sekarang, Pondok Pesantren Buntet ini pindah ke Blok Manis, Depok Pesantren Desa Mertapada Kulon.

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Buntet ini, berikut ulasannya.

Kekecewaan Kyai Muqoyyim

Dilansir dari NU Cirebon, Kyai Muqoyyim adalah pendiri Pondok Pesantren Buntet.

Ia merupakan anak dari Abdul Hadi, putra Pangeran Cirebon dan Anjasmoro, putri dari Lebe Mangku Warbita Mangkunegara.

Sebagai anak keturunan ningkrat, Kyai Muqoyyim hidup dalam kecukupan.

Ia mendapatkan pendidikan agama, dan juga pendidikan ketatanegaraan dan kedigdayaan.

Namun, saat masih tinggal di Keraton Kanoman Cirebon, ada hal mengganjal dalam hati Kyai Muqoyyim.

Ia kecewa tatkala penguasa Keraton Kanoman Cirebon dinilai berpihak pada kolonial Belanda.

Atas kekecewaannya itu, Kyai Muqoyyim yang sempat menjabat sebagai penghulu kemudian memutuskan untuk keluar dari Keraton Kanoman Cirebon.

Ia lantas membangun rumah yang sangat sederhana dan juga langgar (musala) dan beberapa kamar santri.

Saat beliau memberikan pengajian, ternyata banyak menarik masyarakat untuk bergabung belajar mengaji kepada beliau.

Namun, kabar itu sampai ke penjajah Belanda.

Pasukan Belanda kemudian hendak menangkap Kyai Muqoyyim.

Beruntung, informasi itu sampai kepada Kyai Muqoyyim, hingga ia kabur menyelamatkan diri bersama temannya Kiai Ardi Sela.

Keduanya kemudian bersembunyi di Desa Pesawahan Sindanglaut yang letaknya ± 10 Km dari Pesantren Buntet.

Saat Pondok Pesantren Buntet ditinggal Kyai Muqoyyim, pasukan Belanda pun membakarnya.

Sejak saat itu, Kyai Muqoyyim memutuskan diri untuk berpetualang.

Namun, ia akhirnya kembali ke Cirebon dan mendirikan Pondok Pesantren Buntet, yang kini berada di Blok Manis, Depok Pesantren Desa Mertapada Kulon.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved