KESAL Cinta Ditolak Padahal Sudah Ganti Kelamin, Transgender Siksa Sahabat dengan Sadis hingga Tewas

"Aku seorang wanita" jelasnya lagi, dikutip TribunJatim.com dari TribunnewsMaker.

Hingga pada akhirnya, wanita tersebut mengizinkan suaminya untuk mengubah kelamin.

Pria tersebut kini mendapatkan nama baru yakni Stefanie.

Baca juga: Nasib Transgender Dulu Jaga Warung Kini Jadi Ratu Kecantikan, Ingin Kaum Dipandang Positif, ‘Berani’

Meski dirasa berat baginya, namun hal tersebut adalah keinginannya.

Sang istri sempat takut nan cemas bila mana suaminya tak setia lagi kepadanya.

Lantas, dia juga bingung bagaimana caranya mengatasi urusan ranjang.

Namun, pada akhirnya, dia tetap merelakan suaminya mengubah jenis kelaminnya.

"Malam itu saya mengucapkan selamat tinggal selamanya kepada suami saya dan pernikahan kami dan saya terbangun dengan pasangan baru, pernikahan baru."  ujar sang istri.

Kisah nyata suamiku jadi istriku - (KIRI) istri dan (KANAN) suami yang mengubah kelaminnya. (Insider)
Meski telah mengubah jenis kelaminnya, namun pasangan tersebut justru semakin hangat.

Bahkan kedua anaknya tetap menerima apa adanya kondisi ayahnya yang kini berubah menjadi seorang perempuan.

"Dua tahun kemudian, hubungan kami lebih kuat dari sebelumnya.

Saya melihat perubahan besar pada pasangan baru saya" jelasnya

Keduanya tetap menjalani biduk rumah tangga seperti dahulu.

Tak ada perubahan pembagian urusan pekerjaan rumah di antara pasangan tersebut.

Pasalnya, keduanya sejak menikah sudah saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.

Meski demikian, keduanya sepakat untuk tak ingin memiliki anak kandung lagi.

Keduanya merasa sudah cukup memiliki dua anak.

Oleh karena itu, perihal urusan ranjang, tak ada masalah atau kendala di antara keduanya.

Pasangan tersebut tetap bisa saling bercinta meski terlihat seperti pasangan lesbian.

"Di awal kehidupan kencan saya, ibu baptis saya memberi tahu saya, Orang tidak berubah. Dengan kata lain: Jangan mengencani fixer-uppers atau biseksual. Anda harus puas dengan orang di depan Anda, bukan aspirasi mereka. Nasihatnya membantu saya dengan baik. Tapi pemikiran saya berubah sejak transisi kekasihnya. Kapasitas untuk pertumbuhan manusia tidak terbatas." terang sang istri.

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa kekasihnya "berubah" menjadi seorang wanita.

Dia selalu satu, hanya terkurung. Tapi ketika dia membuka identitasnya, dia menjadi orang baru" imbuhnya.

"Kekasihnya adalah siapa dia seharusnya. Saya senang dengan suami saya. Saya jatuh cinta dengan istri saya. Cinta adalah tentang menemukan semua lapisan seseorang."

Kini keduanya benar-benar menjadi pasangan yang saling mencintai tanpa syarat.

Kisah serupa juga dialami pria bernama Tea-Lynn ini.

Tak hanya lama, pencarian jati diri Tea-Lynn juga tak mudah.

Ia baru berani memutuskan menjadi transgender setelah belasan tahun menikahi istrinya, Gabrielle Van Dyk.

Kisah pasangan ini pun menjadi perhatian publik.

Dikutip dari Daily Mail, Tea-Lynn dan Gabrielle sudah 11 tahun menikah.

Pada Desember 2019, Tea-Lynn akhirnya memberanikan diri mengatakan pada istrinya soal keinginan menjadi transgender.

Di luar perkiraan, Gabrielle ternyata sangat mendukung keputusan tersebut.

 Ia menyarankan Tea-Lynn menemui seorang terapis untuk membantunya dalam masa transisi menjadi wanita.

Padahal, sebelumnya Tea-Lynn sudah bersiap jika sang istri memutuskan untuk pergi.

"Saat pertama kali mengatakan kepadanya, saya kira dia akan pergi.

Saya kira kita akan cerai karena itu yang terjadi kepada kebanyakan orang," kata Tea-Lynn.

Ia sama sekali tak menyangka akan didukung penuh oleh Gabrielle.

"Sekarang saya merasa bisa mencintainya sepenuhnya seperti yang saya lakukan dengan bebas.

Saya merasa akhirnya tidak ada penghalang di antara kita," lanjutnya.

Gabrielle sendiri mengaku sudah melihat tanda-tanda pada suaminya.

Ia kerap memergoki sang suami memakai busana miliknya.

Jadi ketika Tea-Lynn akhirnya memutuskan jadi transgender, Gabrielle tidak kaget.

Wanita 35 tahun itu bahkan tidak keberatan.

Baginya Tea-Lynn masih merupakan orang yang sama.

"Dia sudah mengisyaratkan bahwa dia memakai beberapa pakaian saya.

Jadi itu bukan sesuatu yang mengejutkan, saya sudah memikirkannya," jelas Gabrielle.

"Dia masih menyukai hal yang sama, dia masih menertawakan humor yang sama.

Jadi dalam pikiran saya, dia masih orang yang sama dan tak masalah jika dia berpakaian feminin atau mengganti namanya," kata dia lagi.

Dalam Instagram Gabrielle yang bernama @astraightgirlandherwife, Gabrielle bahkan menunjukkan foto-foto perubahan suaminya dari laki-laki menjadi wanita.

Terlihat dalam foto-foto itu, Tea-Lynn yang sebelumnya gagah berubah menjadi feminim.

Dalam salah satu unggahan, Gabrielle menunjukkan foto Tea-Lynn ketika memakai rok pendek miliknya.

"Mari kita bicara soal pakaian!

Jadi memang masalah utama pernikahan kami adalah karena Tea terlihat lebih baik menggunakan baju-baju ku.

Aku jatuh cinta pada rok ini dan membelinya untuk diri sendiri.

Tapi rok ini tentu saja tidak muat di tubuhku.

Jadi Tea mencobanya.

Dan aku pikir Tea bagus memakai rok itu jauh lebih bagus daripada ketika kupakai," tulis Gabrielle dalam unggahan itu.

Tea-Lynn sendiri memulai terapi hormonalnya pada April 2020.

Transgender asal Ontario, Kanada itu mengaku lebih bahagia setelah menemukan jati dirinya.

Selain Gabrielle, perubahan Tea-Lynn ini juga disambut baik oleh kedua anaknya.

Bahkan anak bungsu Tea-Lynn selalu maju ketika orang masih salah paham dengan status ibunya

(*/tribun-medan.com)