SOSOK Brigjen R Nugraha Gumiliar Anak Yatim Jadi Jenderal, Ayah Meninggal Kecelakaan Pesawat

Brigjen R Nugraha Gumiliar berbagi tentang kisah hidupnya. Kini dia menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen)

Editor: Salomo Tarigan
Handout
SOSOK Brigjen R Nugraha Gumiliar 

TRIBUN-MEDAN.com - Brigjen R Nugraha Gumiliar berbagi tentang kisah hidupnya.

Bagaimana ketika waktu kecil berusia 12 tahun sang ayah meninggal akibat kecelakaan jatuhnya pesawat Casa 212 Nurtanio.

Situasi kala itu ikut menempa sosok Nugraha Gumiliar.

Kini dia menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen).

Baca juga: Takut Ditinggal Suami, Wanita Ini Pura-pura Hamil dan Ngaku Bayinya Diculik, Tubuhnya pun Dilukai

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto merasa tepat menempatkan Brigjen R Nugraha Gumiliar di posisi tersebut.

Pria kelahiran 23 Januari 1968 di Bandung, Jawa Barat ini sebelumnya menjabat perwira Staf Ahli KSAD Bidang Keamanan dan Teror.

Brigjen Nugraha menggantikan posisi Laksda Julius Widjojono yang dipromosikan menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Baca juga: Hari Ini Pendaftaran Terakhir, KPU Medan Masih Kekurangan Petugas KPPS, Kurang Peminat

Brigjen Nugraha Gumilar diketahui bergelar doktor yang diraih dari sebuah kampus di Bogor.

Dalam buku buku biografi berjudul “Anak Yatim Jadi Jenderal: Tragedi Pesawat Nurtanio”, Brigjen TNI Nugraha Gumilar membagikan kisahnya.

Menurutnya, sukses bagi adalah tidak pernah menyerah pada kegagalan. Kesuksesan bukan berarti harus lolos dari ujian tetapi saat menemui kegagalan memutuskan untuk tidak menyerah.

“Jadi itu prinsip mendiang bapak saya yang terus saya pegang hingga saat ini. Jujur dan berusaha sebaik mungkin, jika ada masalah pasti nanti Tuhan akan menolong lewat orang-orang di sekitar kita,” kata Brigjen Nugraha Gumilar dikutip dari TribunJabar.

mantan Komandan Politeknik TNI AD (Poltekad) itu berharap bukunya menginspirasi kaum muda sebagai bekal menghadapi tantangan ke depan yang makin kompleks.

Terlahir 23 Januari 1968 di Bandung, Jawa Barat, bungsu dari tujuh bersaudara, Gumilar menapaki perjalanan panjang hidupnya dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain.

Namun di saat itu pula ia selalu mendapatkan pertolongan Tuhan.

Baca juga: Sinopsis The Boy and the Heron, Kisah Mahito dan Bangau Misterius

 
Bahkan “kegagalan” sudah ia rasakan saat ia lahir.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved