Konflik Palestina Israel

Tiga Sandera Israel Tewas Ditembak IDF, Warga Murka Tuntut Benjamin Netanyahu Segera Mundur

Setelah kematian 3 orang sandera itu, tekanan Israel untuk memecat Benjamin Netanyahu kini semakin meningkat.

Kolase Tribun Medan/HO
Benjamin Netanyahu dan ilustrasi sandera 

“Sayangnya, saya benar,” kata Ben-Ami, yang suaminya, Ohad, masih ditahan di Gaza.

Netanyahu telah mencoba untuk menolak seruan yang semakin meningkat dari keluarga sandera untuk melakukan upaya lain dalam gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan negosiasi pembebasan 130 atau lebih orang yang masih ditahan oleh Hamas dan sekutunya.

“Tekanan militer sangat penting untuk memulangkan para sandera dan juga untuk mencapai kemenangan,” tegas Netanyahu pada konferensi persnya.

“Tanpa tekanan militer, kami tidak akan mampu menciptakan kerangka kerja yang mengarah pada pembebasan 110 sandera, dan hanya melalui tekanan militer yang berkelanjutan kami bisa membebaskan semua sandera kami.”

Namun terlepas dari pidatonya, ia dikritik secara luas di Israel karena menunggu untuk menyatakan penyesalan atas kematian tiga sandera Israel. Kepala Staf Angkatan Darat dan Menteri Pertahanan dengan cepat meminta maaf dan mengambil tanggung jawab, namun mereka bahkan dianggap belum bertindak cukup jauh.

Nahum Barnea, salah satu komentator Israel yang paling dihormati, menulis bahwa kematian tersebut bukan hanya sebuah tragedi, tetapi “kejahatan perang,” karena “hukum internasional sangat jelas mengenai masalah ini.”

Israel harus lebih keras terhadap diri mereka sendiri, katanya. “Kami sedang berperang sekarang, dan hati kami – semua hati kami, termasuk hati saya – bersama para prajurit. Tapi tidak ada hal baik yang bisa dihasilkan dari cinta buta.”

(*/ Tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved