Viral Medsos

PENEMBAK Jitu Israel Bunuh 2 Wanita, Nahed dan Putrinya Samar, 7 Terluka di Gereja Katolik di Gaza

Gereja Katolik Latin satu-satunya di Jalur Gaza. Di sana juga ada biara yang menampung puluhan penyandang disabilitas.

|
Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Penembak Jitu Israle targetkan Gereja Katolik Latin satu-satunya di Jalur Gaza. Di sana juga ada biara yang menampung puluhan penyandang disabilitas. Gereja Katolik itu mendadak diserang militer Israel (IDF).  Dalam penyerangan ini, 7 orang terluka dan dua orang tewas, Sabtu (16/12/2023). Adapun dua orang yang menjadi korban tewas bernama Nahed dan putrinya Samar. (istimewa) 

Amerika Serikat (AS) berulang kali meminta Israel untuk mengambil tindakan yang lebih serius untuk menyelamatkan warga sipil, meskipun Washington mengabaikan seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan justru mempercepat bantuan militer kepada sekutu dekatnya itu.

Pasukan Israel masih terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hamas di dalam dan sekitar Kota Gaza, lebih dari enam minggu setelah menginvasi bagian utara Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Bentrokan terjadi sepanjang malam hingga Rabu (13/12/2023) di berbagai wilayah, terutama di Shijaiyah, sebuah lingkungan padat yang menjadi lokasi pertempuran besar selama perang Israel dan Hamas pada 2014.

“(Pertempuran) itu menakutkan. Kami tidak bisa tidur,” kata Mustafa Abu Taha, seorang buruh pertanian Palestina yang tinggal di lingkungan tersebut, melalui telepon.

“Situasinya semakin buruk, dan kami tidak punya tempat yang aman untuk dituju.”

Penyergapan itu terjadi pada Selasa (12/12/2023) di Shijaiyah, saat pasukan Israel yang tengah menyisir sekelompok bangunan kehilangan komunikasi dengan empat tentara yang diserang, kata militer. Ketika tentara lainnya melancarkan operasi penyelamatan, mereka disergap dengan tembakan keras dan bahan peledak.

Di antara sembilan orang yang tewas adalah Kolonel Itzhak Ben Basat, 44 tahun, perwira paling senior yang tewas dalam operasi darat, dan Letkol Tomer Grinberg, seorang komandan batalion.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan itu adalah “hari yang sangat sulit.” Namun dia menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.

“Kami terus melanjutkan sampai akhir, tidak ada pertanyaan. Saya mengatakan hal ini meskipun ada rasa sakit yang luar biasa dan tekanan internasional. Tidak ada yang bisa menghentikan kami, kami akan terus melanjutkannya hingga akhir, hingga kemenangan, tidak kurang,” katanya dalam pembicaraan dengan para komandan militer.

(*/Tribun-medan.com) (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved