Berita Viral

Gara-gara Ulah Ade Armando, Rumah Mertua Kaesang Pangarep Didemo, Kantor PSI Diteror

Gara-gara ulah Ade Armando, kantor PSI di Yogyakarta diteror hingga rumah mertua Kaesang Pangarep turut didemo.

Editor: Liska Rahayu
Kolase Instagram
Gara-gara Ulah Ade Armando, Rumah Mertua Kaesang Pangarep Didemo, Kantor PSI Diteror 

TRIBUN-MEDAN.com - Gara-gara ulah Ade Armando, kantor PSI di Yogyakarta diteror hingga rumah mertua Kaesang Pangarep turut didemo.

Hal ini lantaran pernyataan Ade Armando soal dinasti politik di Yogyakarta kini berimbas kemana-mana.

Ade Armando sendiri mengakui jika dia tidak memberikan klarifikasi mengenai ucapannya itu kepada Kaesang.

"Tapi saya dihubungi oleh DPP," kata Ade kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Ade juga menjelaskan jika DPP memberikan sejumlah penjelasan imbas pernyataan dirinya itu.

"Menjelaskan sikap Ketum terhadap kasus saya.

Menjelaskan bahwa PSI Yogya diteror.

Baliho, spanduk, banner PSI dicabut.

Rumah keluarga mertua Kaesang didemo," tandas Ade.

Gara-gara Ulah Ade Armando, Rumah Mertua Kaesang Pangarep Didemo, Kantor PSI Diteror
Gara-gara Ulah Ade Armando, Rumah Mertua Kaesang Pangarep Didemo, Kantor PSI Diteror (Kolase Instagram)

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mempersilahkan kadernya, Ade Armando untuk keluar dari PSI jika tak mau mengikuti aturan konstitusi terkait Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kaesang menegaskan jika PSI taat konstitusi.

"Kami partai PSI taat pada aturan konstitusi apalagi yang menyangkut Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Kaesang di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/12/2023)

Dirinya pun mempersilakan Ade serta kader partai lainnya yang tidak bisa mengikuti UU atau Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 agar keluar dari partai.

"Bang Ade atau kader lain yang tidak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI," ujar putra bungsu Presiden Joko Widodo itu.

Kaesang menyebut bahwa dirinya adalah bagian dari Yogyakarta.

"Saya bagian dari Yogyakarta, saya juga menikah di Yogyakarta, istri saya juga orang Yogya," paparnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI, Grace Natalie, memastikan jika polemik pernyataan kadet PSI, Ade Armando, saat ini ditangani serius oleh partainya.

Diketahui, Ade menyinggung soal politik dinasti dengan memberi contoh dinasti di DI Yogyakarta.

"Jadi ini masalah yang buat kami perlu ditangani sangat serius.

Oleh karena itu proses di internal partai masih terus berlangsung," kata Grace kepada wartawan di Bangkalan, Madura, Rabu (6/12/2023).

Tentang sanksi apa yang akan diberikan PSI kepada Ade Armando, Grace meminta masyarakat bersabar.

Grace turut meminta maaf atas pernyataan Ade sehingga merugikan sejumlah pihak.

"Sekali lagi kami mohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan ini hal sangat-sangat kami sayangkan.

Mohon berikan kami waktu untuk melanjutkan proses secara internal dahulu," kata dia.

Ketika ditanya apakah ada kemungkinan dipecat, Grace menyebut prosesnya masih berlangsung.

"Yang pasti ini problem yang sangat serius yang kami tangani secara khusus," pungkasnya.

Ade Armando singgung Politik Dinasti Yogyakarta, Kaesang: Kalau Tidak Taat, Keluar Saja dari PSI

Diketahui, pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando terkait politik dinasti menimbulkan polemik.

Ade Armando menyebut UU Keistimewaan Yogyakarta inkonstitusional lantaran pemilihan Gubernur DIY berdasarkan pada garis keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono.

Adapun pernyataannya itu terkait aksi BEM UI, UGM, dan beberapa perwakilan BEM dari universitas lainnya yang digelar di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Ade khususnya mengkritik kaos yang digunakan mahasiswa tersebut yang bertuliskan 'republik rasa dinasti.'

"Ini ironis sekali, karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja," ujarnya dalam cuitan di akun X pribadinya, Sabtu (2/12/2023)

Atas dasar itu, Ade Armando menyimpulkan bahwa dinasti politik juga terjadi di DIY.

Dia kemudian mempertanyakan keseriusan mahasiswa di Yogyakarta yang menentang politik dinasti dengan mengatakan DIY sebetulnya mempraktikkan politik dinasti.

"Anak-anak BEM ini harus tahu dong, kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah DIY.

Gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu," sambung Ade.

Pasca pernyataannya menimbulkan kontroversi, Ade Armando pun meminta maaf lewat video klarifikasi yang diunggah di akun X pribadinya, Minggu (3/12/2023) malam.

"Melalui video ini, saya ingin mengajukan permintaan maaf sebesar-besarnya, seandainya video saya yang terakhir soal politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," tuturnya dalam video itu.

Ade juga menyebut buntut dari pernyataannya itu, DPD PSI Yogyakarta bakal digeruduk.

Dia menegaskan pernyataannya itu adalah pandangan pribadi dan tak mewakili PSI.

"Saya sudah mendengar ada aksi tangkap Ade Armando dan rencana untuk mendatangi DPW PSI Yogyakarta. Saya ingin sampaikan, apa yang saya katakan di video tersebut adalah sepenuhnya pandangan saya, sikap politik saya," jelasnya.

Meski mengaku tak mewakili partai, Ade mengaku permintaan maafnya ini lantaran diminta oleh DPP PSI.

Hal itu lantaran pernyataannya justru menimbulkan kegaduhan.

"Ini tidak ada hubungannya dengan pandanganpolitik dan policy dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta. Itu sepenuhnya karena pandangan saya."

"Tapi karena itu, mengikuti arahan dari DPP PSI, saya mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya pada segenap pihak bila vide tersebut telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan," tegas Ade.

(*/tribun-medan.com)

 Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved