Berita Viral

Viral Dosen USU Diduga Bawa Senjata Tajam dan Ancam Mahasiswa di Dalam Kelas, Begini Kronologinya

Tak hanya membawa senjata tajam, dosen USU tersebut juga diduga mengancam sejumlah mahasiswa yang hadir di ruangan.

Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Ayu Prasandi
X.com/@dosenkerenn
Viral dosen USU diduga bawa senjata tajam dan ancam sejumlah mahasiswa di dalam kelas. Cerita tersebut diungkap oleh pemilik akun X @dosenkerenn. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Media sosial X tengah dihebohkan dengan cuitan yang menyebut salah satu dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) membawa senjata tajam ke dalam kelas.

Tak hanya membawa senjata tajam, dosen USU tersebut juga diduga mengancam sejumlah mahasiswa yang hadir di ruangan.

Aksi pengancaman salah satu oknum dosen USU tersebut diceritakan pemilik akun X @dosenkerenn.

"Seorang DOSEN membawa s4j4m ke kelas dan menganc4m mahasiswa," tulis pemilik akun X @dosenkerenn.

Melalui cuitan tersebut, pemilik akun menceritakan kronologi bagaimana awal mula permasalahan dosen berinisial SS dengan sejumlah mahasiswa yang diduga diancam tersebut.

Insiden itu bermula ketika salah satu fakultas di USU membuat agenda perjalanan wisata ke suatu tempat.

Namun panitia field trip tersebut mengalami kendala lantaran tak mendapatkan izin dari Ketua Program Studi (Kaprodi).

"Berawal dari kegiatan field yang selalu gapernah ada izin untuk kami. gimana mau ada izin, kaprodinya aja gamau kami ada regenerasi. Mereka merasa jika ada field trip,orsng yang ikut field trip berani lebih kritis sama apa yang di buat prodi," ungkap @dosenkerenn.

Pemilik akun mengungkapkan bahwa upaya untuk menggagalkan acara mereka semakin terlihat jelas ketika salah satu dosen berinisial SS mengadakan kuliah lapangan untuk angkatan 23 pada tanggal yang sama dengan kegiatan mereka.

Meskipun dengan terpaksa, panitia akhirnya mengundurkan acara tersebut.

Setelah sempat mengundur acara, field trip tersebut akhirnya dilaksanakan dan selesai pada 26 November 2023 lalu.

Pada saat yang sama, SS kemudian marah di dalam grup chat dan mengancam para peserta field trip.

SS mengatakan bahwa dirinya mendapat laporan dari orang tua peserta yang mengaku anaknya pergi karena mata kuliah dosen SS.

"Alasan dosen SS marah karena ada orang tua peserta yang nelponin beliau, kata beliau sih ortu pserta blg anaknya pergi karena mata kuliah dosen SS. Padahall panitia gapernah nyebut acara ini berhubungan ddngan mata kuliah,atau yang ikut dapet nilai," sambungnya.

Pada 27 November 2023, mahasiswa angkatan 23 yang mengikuti kegiatan field trip tersebut kemudian dipanggil oleh dosen SS dan dikumpulkan di dalam sebuah ruangan.

Tak hanya SS, di dalam ruangan tersebut juga ada Kaprodi.

Namun yang membuat suasana menjadi tegang ialah, SS membawa sebuah sajam yang disimpannya di belakang celana yang ia kenakan.

Setibanya di dalam ruangan, SS kemudian ngamuk dan marah-marah kepada mahasiswa yang berada di ruangan tersebut.

Tak hanya itu, pemilik akun mengatakan bahwa SS juga menancapkan senjata tajam yang di bawanya ke atas meja.

"SS turun dari mobil dan membawa sajam di pinggang belakangnya. Setibanya dosen SS ke dalam kelas,dia langsung ngamuk dan menunjukan sajamnya.

Sesekali menancapkan sajam itu ke meja (keterangan saksi angkatan 23) Dosen SS ini marah karena di telponin ortu peserta, dia merasa terganggu dan di rendahkan," ungkap pemilik akun.

Saat itu salah satu mahasiswa kemudian memberanikan diri untuk bertanya siapa sosok orangtua yang menelpon dosen tersebut.

Bukannya menjawab, dosen SS ini malah membentak dan menampar mahasiswa yang bertanya tersebut.

Tindakan dosen SS tersebut sontak menciptakan suasana ketakutan di kalangan mahasiswa.

Tak terima dengan tindakan tersebut, pada 30 November 2023 lalu, para mahasiswa yang terlibat kemudian mengajukan surat laporan kode etik atas perilaku dosen SS.

Meskipun surat sudah diterima oleh pihak dekan fakultas , hingga saat ini, pihak universitas belum memberikan perlindungan untuk saksi dan korban.

"Sampai thread ini dibuat, belum ada satu pihakpun dari pihak universitas sumatera utara yang mencoba memberi perlindungan untuk saksi dan korban. Kami akan cari sendiri perlindungan untuk kami, kami dari awal sudah percaya kalau kami gaakan di perdulikan di kampus kami sendiri," tutup @dosenkerenn.

(c31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved