Berita Viral

Lama Pacaran Batal Nikah Gegara Mahar, Wanita Ini Syok Mantan Nikahi Cewek Lain, Mahar Lebih Banyak

Seorang mantan pacar mengacaukan pernikahan mantan pacarnya di Tiongkok setelah mengetahui bahwa mahar pengantin wanita jauh lebih besar daripada yang

Editor: Liska Rahayu
Majalah Time
Ilustrasi pernikahan 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang mantan pacar mengacaukan pernikahan mantan pacarnya di Tiongkok setelah mengetahui bahwa mahar pengantin wanita jauh lebih besar daripada yang dia minta selama hubungan mereka.

Pasangan ini telah bersama selama tujuh tahun, namun perbedaan pandangan mengenai ekspektasi mahar menyebabkan mereka akhirnya putus.

Wanita tersebut sebelumnya telah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengan seorang pria dan mereka sepakat untuk menikah.

Pasangan itu telah mendiskusikan jumlah mahar sebesar 900.000 baht (Rp 397 juta).

Namun, ibu perempuan tersebut kemudian meminta kenaikan mahar sebesar 268.000 yuan (Rp 584 juta).

Ketika pria tersebut mendengar hal ini, dia sangat tidak puas dan langsung menolak, dengan alasan bahwa dia tidak mempunyai kemampuan finansial untuk mengumpulkan sejumlah besar uang.

Pada akhirnya, perselisihan tersebut menyebabkan perpisahan pasangan tersebut.

Sebulan setelah perpisahan mereka, wanita tersebut mengetahui bahwa mantan pacarnya akan menikah.

Penasaran dengan pasangan barunya, dia menghadiri pernikahan tersebut.

Meskipun awalnya dia menyaksikan kebahagiaan pasangan itu, dia tidak bisa berkata-kata ketika mengetahui mahar pengantin wanita adalah 280.000 yuan (Rp 608 juta).

Kisah ini dengan cepat menyebar secara online, dan banyak netizen yang mengungkapkan simpatinya terhadap mantan pacarnya yang ditolak cintanya.

Beberapa orang percaya bahwa itu bukan kesalahannya, melainkan campur tangan keluarganya dalam masalah uang mahar yang menyebabkan sang pria menolak.

Beberapa warganet mempertanyakan kenapa pria itu begitu mudahnya merelakan hubungan mereka yang sudah berjalan selama tujuh tahun hanya karena mahar yang semakin besar.

Yang lain berpendapat bahwa masalahnya mungkin bukan soal uang, melainkan dinamika keluarga.

Laki-laki mungkin tidak senang dengan kurangnya kepuasan keluarga perempuan atau mungkin merasa dimanfaatkan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved