Malu Punya Anak di Luar Nikah, Buruh Pabrik di Batam Lahiran di Toilet, Bayi Dibuang Pakai Tas

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Miris, seorang karyawan pabrik di Batam buang bayi yang baru saja dilahirkannya.

Wanita ini melahirkan di dalam rusun yang berlokasi di kawasan industri Muka Kuning, Sei Beduk, Batam.

Diduga bayi tersebut adalah anak hasil dari hamil di luar nikah.

Baca juga: NEKAT Motoran dari Madura-Jakarta, Ini yang Buat D dan MZ tak Ditilang Polisi Meski tak Pakai Helm

Beruntung, aksi ini digagalkan oleh satpan pabrik yang tengah melintas saat wanita tersebut melahirkan.

Mirisnya, wanita itu memasukkan bayi tersebut ke dalam tas yang kemudian hendak ia buang begitu saja.

Beruntung, aksi wanita itu berhasil dipergoki satpam rusun yang ditinggalinya.

Diketahui, pelaku berinisial HS (22), kini telah diamankan kepolisian setempat.

Baca juga: Sada Sumut FC Rekrut Bek PSKC Cimahi, PFC Desak Komdis PSSI dan PT LIB Beri Persiraja Sanksi Tegas

HS dibawa ke Polsek Sei Beduk lantaran kedapatan hendak membuang bayi yang dilahirkannya di salah satu toilet rusun karyawan di kawasan industri tersebut.

“Pelaku ini terbukti hendak membuang bayinya, karena malu bayi tersebut hasil hubungan luar nikah yang dilakukan pelaku dengan kekasihnya,” kata Kepala Polsek Sei Beduk AKP Syarifuddin yang dihubungi, Rabu (22/11/2023).

“Namun untuk kekasih pelaku masih dilakukan pengejaran,” tambah Syarifuddin.

Baca juga: PILU Lolly Usai Dicoret Nikita Mirzani dari KK dan Warisan, Minta Maaf dan Doakan Sang Ibu Bahagia

Syarifuddin menceritakan, kasus ini terungkap dari kecurigaan seorang satpam di domitori tersebut.

Satpam tersebut merasa aneh setelah mendengar suara teriakan dari kamar mandi.

Satpam tersebut langsung melakukan pengecekan ke sumber teriakan.

Dia merasa kaget ternyata teriakan tersebut adalah suara mengejan seorang wanita yang melahirkan.

Baca juga: Cantik dan Mulus, Pedagang Bakso Goreng Pinggir Jalan ini Ramai Dikunjungi Pembeli Tiap Malam

“Satpam tersebut langsung melaporkan kejadian itu ke supervisor para pekerja yang tinggal di domitori tersebut,” ungkap Syarifuddin.