NASIB Majikan Pemilik Harimau yang Terkam ART hingga Tewas di Samarinda, Ternyata Tak Miliki Izin

"BKSDA Kaltim sudah konfirmasi bahwa pemilik ga punya izin alias ilegal. Bisa dituntut UU konservasi no 5/1990," cuit pengguna akun X @indratendi.

Selain itu, akun @indratendi menyebut bahwa pemilik harimau telah diamankan polisi.

"Update: pemilik harimau sudah diamankan polisi."

"BKSDA sudah mengambil sampel harimau uji DNA, mengecek ini harimau sumatera atau subspesies yang lain," kata @indratendi dalam unggahannya itu.

Bobot 100 Kilogram

Setelah melalui proses panjang, akhirnya harimau yang menerkam Suprianda (27) di rumah bernomor 99, Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda berhasil dievakuasi, Minggu (19/11/2023) sore.

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, M. Ari Wibawanto mengatakan, harimau jantan tersebut dibawa ke Balai Konservasi  PT Gunung Bayan di Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Di sana, harimau tersebut akan menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk uji DNA untuk memastikan jenisnya. 

"Sampel DNA akan kami kirim ke Jakarta. Hasilnya akan keluar satu minggu ke depan," jelas Ari Wibawanto.

Untuk usia macan yang diduga kuat Harimau Sumatera tersebut sudah mencapai usia dewasa yakni 10 tahun.

"Kondisinya sehat dengan bobot kurang lebih 100 kilogram lebih. Panjang 1,8 meter, tinggi 1 meter," imbuhnya.

Ari Wibawanto juga menegaskan,  harimau tersebut akan diobservasi hingga mampu hidup di alam liar kembali.

"Jadi tidak ditembak mati. Karena serangan agresif itu adalah sifat liar dia.

Makanya dengan alasan apapun harimau tidak bisa dipelihara secara pribadi," tegasnya pascaevakuasi.

Apalagi tambahnya, selama ini BKSDA Kaltim tidak pernah menerima surat permohonan izin memelihara dari lembaga konservasi manapun.