VIRAL ! Debt Collector Kredivo Obrak-abrik Rumah Nasabah dan Ancam Akan Membunuh

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Viral, Debt Collector ancam bunuh nasabahnya yang gagal bayar saat melakukan penagihan ke rumah.

Penagih utang ini mengaku dari perusahaan Fintech Kredivo viral di media sosial.

Dalam video viral berdurasi 1 menit 55 detik, terlihat sekelompok Debt Collector membuat rusuh di rumah seorang nasabah pada malam hari.

Bahkan, pria penagih utang ini mengancam akan membunuh si nasabah.

Baca juga: Terungkap Keseharian Khoiri, Mertua yang Gorok Menantunya Hingga Tewas, Tiap Malam Suka Marah-marah

Parahnya lagi, merekea juga memaksa menjual aset jika tak membayar tagihannya.

Video itu disebarkan oleh akun @/report.id. di sosial media X atau Twitter, yang direpost akun instagram @terang_media, Rabu (1/11/2023)

Namun, pihak Kredivo membantah bahwa DC mereka melakukan tindakan atau pernyataan yang bernada ancaman tersebut.

Baca juga: Oxygen.id Sukses Menyelenggarakan Event Oxygen.id Cup Epsort 2023 di Bali

Pihak Kredivo mengatakan, pihakya tidak menoleransi perilaku penagihan apapun di luar pedoman atau kode etik OJK.

Melalui akun resmi X, @Kredivo, Senin (23/10), perusahaan telah melakukan upaya investigasi kasus tersebut.

Menurut keterangan Kredivo, dalam akun resmi X @Kredivo, ada 4 kolektor yang terlibat dalam situasi ini.

Baca juga: Terungkap, Wanita Hamil 7 Bulan Digorok Mertua di Pasuruan Ternyata Sempat Akan Jual Televisi

Hal ini dikarenakan ada 2 pengguna yang terlambat membayar dalam satu rumah tangga.

"Mengirim 2 kolektor untuk menagih 1 pengguna merupakan praktik standar industri. 3 dari 4 kolektor sudah bersertifikat SSPI, 1 orang adalah trainee yang menjadi pengamat," ujarnya.

Kemudian, Kolektor yang sudah bersertifikat memiliki pengalaman lebih dari 16.000 kunjungan kepada pengguna Kredivo dan tidak ada keluhan yang tercatat atas nama mereka, sehingga tuduhan atas ancaman terhadap konsumen yang dilayangkan tidak dapat dijustifikasi

Baca juga: GENJOT PAD, Pemko Binjai Beri SKK ke Kejari Binjai, Pendapatan dari Sektor PBB Hampir Rp 1 Miliar

"Kami tetap berkomitmen untuk mematuhi hukum terkait data pribadi konsumen sehingga kami tidak bisa memberikan informasi terkait rekam jejak pengguna yang membuat kolektor lapangan kami perlu mengambil langkah-langkah yang lebih tegas," ungkapnya.

"Kami masih terus menginvestigasi masalah ini dan akan tetap bertanggung jawab secara penuh. Kesimpulan kami sejauh ini, narasi yang diberitakan tidak sesuai dengan data-data yang telah berhasil kami kumpulkan," sambungnya.

Artikel ini Tayang di Tribun Bengkulu

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News