Breaking News

Viral Medsos

DISERANG dari Dua Arah Gaza dan Lebanon, Menhan Israel: Mati Bertempur atau Menyerah Tanpa Syarat

Warga Lebanon sangat mengkhawatirkan perang terbuka antara pasukan Hizbullah dengan Israel menghancurkan Lebanon.

Editor: AbdiTumanggor
HO
Militer Israel melakukan serangan balasan dari arah di Gaza dan Lebanon. 

Pertempuran Meningkat, Terkini Israel Diserang dari Dua Arah yaitu Gaza dan Lebanon, Menhan Israel: Mati Bertempur atau Menyerah Tanpa Syarat.

TRIBUN-MEDAN.COM - Kondisi peperangan di perbatasan Lebanon kini seakan tidak terkendali lagi, mengingat pasukan Hizbullah sangat intens menyerang wilayah Israel.

Banyaknya serangan ke nagara zionis tersebut, telah menciptakan serangan balasan Israel ke wilayah Lebanon. Hal itu membuat kekhawatiran bagi mayoritas warga Lebanon. Mereka mengkhawatirkan perang terbuka antara pasukan Hizbullah dengan Israel akan merembet masuk ke jantung kota Lebanon.

Dalam beberapa hari belakangan, kelompok bersenjata Lebanon dan Israel telah melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah masing-masing, sebuah peningkatan dari pertempuran sebelumnya yang terbatas di wilayah perbatasan Israel-Lebanon.

POTRET ketika Presiden Joko Widodo melepas 850 Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjalankan misi perdamaian di Kongo dan Lebanon, selama satu tahun.  Beberapa waktu lalu. (Ist/Tribunnews.com)
POTRET ketika Presiden Joko Widodo melepas 850 Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjalankan misi perdamaian di Kongo dan Lebanon, selama satu tahun. Beberapa waktu lalu. (Ist/Tribunnews.com) 

Dikutip dari Al Jazeera, serangan-serangan tersebut terutama menargetkan pos-pos militer dan pejuang, hingga menelan beberapa korban jiwa dari pihak sipil.

Sebagian besar desa di Lebanon yang menjadi lokasi baku tembak telah kosong dari penduduknya, dan banyak yang melarikan diri ke markas Hizbullah di pinggiran ibu kota Beirut.

Daerah itu masih aman untuk saat ini. “Saya sangat berharap perang habis-habisan tidak dimulai karena perang tidak akan pernah berhenti,” kata Elie Khoury, 30, dari toko teleponnya di Beirut kepada AlJazeera.

“Kami tidak akan mampu menanganinya [secara ekonomi]. Kami bahkan tidak memiliki cukup obat-obatan dan kekurangan jarum suntik di rumah sakit.”

Sementara, sebuah petisi online, yang telah ditandatangani 8.939 orang, menyerukan kepada pemerintah Lebanon agar tidak terseret ke dalam perang.

Laporan ini memperingatkan bahwa Lebanon bisa berubah menjadi “medan pertempuran perang proksi” yang dilakukan oleh kekuatan asing.

Namun, beberapa kelompo masyarakat Lebanon mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka akan mendukung pejuang Lebanon mengambil sikap yang lebih agresif, mengingat tingginya angka kematian akibat serangan Israel di Gaza.

Hingga saat ini, diperkirakan sudah lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas dalam pemboman Israel yang terus berlangsung, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Dari jumlah tersebut, 3.195 di antaranya adalah anak-anak.

Jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah total anak yang terbunuh di zona konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak tahun 2019, menurut organisasi non-pemerintah Save the Children.

“Israel membunuh anak-anak. Apa yang terjadi di Gaza bukanlah perang. Ini adalah pembantaian,” kata Jack Topalian, pemilik kedai kopi di Beirut. “Bagaimana kita bisa diam saja?”

Tentara Israel siap saga dengan tank meriam artileri di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon pada 8 Oktober 2023. (JALAA MAREY / AFP) (AFP/JALAA MAREY)
Tentara Israel siap saga dengan tank meriam artileri di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon pada 8 Oktober 2023. (JALAA MAREY / AFP) 
Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved