Berita Viral

Rekam Jejak Mentan Amran Sulaiman, Gagal Swasembada Beras hingga Pernah Bersitegang dengan Mendag

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjuk Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian (Mentan) menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang beberapa waktu

Editor: Liska Rahayu
youtube
Menteri Pertanian Amran Sulaiman 

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjuk Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian (Mentan) menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri karena terseret kasus dugaan korupsi penempatan pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian.

Amran resmi dilantik Jokowi menjadi Menteri Pertanian pada Rabu (25/10/2023).

Amran sejatinya buka wajah baru di kabinet Jokowi.

Maklum, ia pernah menempati posisi Mentan pada periode 2014-2019.

Amran Sulaiman lahir di Bone Sulawesi Selatan pada 27 April 1968.

Dia dikenal luas sebagai salah satu pengusaha terkaya di Makassar pemilik Tiran Group yang bisnisnya banyak bergerak di pertambangan dan perkebunan.

Selama menjabat sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019 tersebut, Amran Sulaiman bisa dibilang gagal dalam merealisasikan target paling prioritas Jokowi, yakni melakukan swasembada beras.

Untuk diketahui saja, sejak periode pertama, Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan Indonesia harus melakukan swasembada pangan, khususnya beras, komoditas yang masih saja bergantung impor meski kini sudah masuk berakhirnya periode keduanya memimpin Indonesia.

Jokowi berulangkali mengatakan bakal membawa Indonesia bisa swasembada beras saat menjabat di periode pertamanya tahun 2014-2019.

Kala itu target Jokowi, negara ini bisa swasembada beras terealisasi dalam 2 tahun saja alias pada 2016, meski target tersebut belakangan gagal.

Pemerintah telah menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan khususnya untuk 3 jenis produk pertanian meliputi padi, jagung, dan kedelai (pajale) dalam 3 tahun.

Dari ketiga makanan pokok tersebut, swasembada beras dinilai jadi yang paling mudah, sementara kedelai adalah yang tersulit dari sisi besarnya ketergantungan impor.

Namun hingga menjelang berakhirnya periode keduanya, swasembada ketiga komoditas tersebut masih jauh panggang dari api, terlebih kedelai.

Baik beras, jagung, kedelai, ketiga komoditas itu sampai hari ini masih bergantung impor.

Bahkan beras yang targetnya paling cepat direalisasikan, hingga kini malah terus bergantung impor, bahkan hingga menjelang akhir periode kedua.

Tak pernah dipecat meski gagal

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved