Perang Hamas vs Israel

PECAH Perang Hizbullah Melawan Israel Selain Hamas, Arab Saudi Murka, China Kirim 6 Kapal Perang

Hal ini terjadi ketika militer Israel mengatakan akan meningkatkan serangannya ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk tahap berikutnya dari peran

Editor: AbdiTumanggor
Twitter
Pertempuran militer Israel dengan pejuang Hizbullan di perbatasan Libanon (Twitter) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang pejabat senior Hizbullah mengatakan bahwa kelompok militannya sudah berada di jantung pertempuran.

Sheikh Naim Kassem, wakil pemimpin kelompok bersenjata asal Lebanon itu, juga bersumpah bahwa Israel akan membayar harga yang mahal ketika melancarkan serangan darat di Gaza.

Hal ini terjadi ketika militer Israel mengatakan akan meningkatkan serangannya ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk tahap berikutnya dari perang.

Berbicara di sebuah pemakaman seorang pejuang Hezbollah, Kassem, seperti dilansir dari Sky News, mengatakan bahwa kelompok tersebut, yang merupakan sekutu Hamas, mencoba melemahkan Israel dan memberi tahu mereka bahwa mereka siap bertempur.

"Apakah Anda percaya bahwa jika Anda mencoba menghancurkan perlawanan Palestina, para pejuang perlawanan lainnya di wilayah tersebut tidak akan bertindak?" ujarnya.

"Kami berada di jantung pertempuran hari ini. Kami membuat prestasi melalui pertempuran ini," tambahnya.

Dilaporkan telah terjadi baku tembak sengit antara militan Hizbullah dan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak meletusnya konflik.

Ada campur tangan Korea Utara

Serangan Hamas pada Israel disebut ada campur tangan Kim Jong Un. Untuk bisa membombardir pertahanan Israel, kelompok militan itu menggunakan roket buatan Pyongyang, F-7.

Laporan ini diperkuat dengan pernyataan terbaru dari militer Korea Selatan. Disebutkan rudal yang digunakan memang diproduksi oleh negara tetangganya.

"Seorang pejabat dari Kepala Staf Gabungan Korsel (JCF) mengatakan kepada wartawan bahwa jenis roket fragmentasi berdaya ledak tinggi yang digunakan dalam serangan 7 Oktober tampaknya diproduksi di Korut," tulis Nikkei Asia, dikutip Minggu (22/10/2023).

"Namun pejabat tersebut tidak merinci apakah roket tersebut diberikan langsung oleh Korut atau melalui transaksi yang melibatkan negara lain".

Nikkei Asia juga mengutip pejabat, jika peluru artileri yang ditemukan dekat perbatasan Israel merupakan milik Korea Utara.

Sebelumnya dilaporkan sejumlah senjata buatan Korea Utara sudah ada di Iran dalam waktu lama.

Ini diungkapkan mantan Duta Besar (Dubes) Israel untuk Korsel, Akiva Tor.

"Kami akan menghancurkan senjata-senjata ini di Gaza," tambah Tor.

Korut diketahui memang mendukung Palestina. Penggunaan senjata asal Pyongyang oleh Hamas juga tak terlalu mengejutkan para analis.

Pasalnya Kim Jong Un punya sejarah panjang dalam memasok senjata ke Hamas dan Hizbullah, kelompok proksi Iran di Lebanon. Perwakilan khusus untuk keterlibatan Suriah tahun 2018-2020, James Jeffrey menjelaskan Korut telah lama mengirimkan senjata serta pengetahuan teknis pada kekuatan militan di Timur Tengah.

"Saya tidak akan terkejut karena Korut terlibat dalam penjualan dan pengiriman senjata ilegal, baik untuk menghasilkan uang maupun untuk mengacaukan tatanan internasional secara besar-besaran. Oleh karena itu, setiap kali kita mengalami krisis atau konflik baru, ada jejak Korut," jelasnya.

Pihak Korut juga telah angkat bicara soal kabar tersebut. Dalam pernyataan di kantor berita resminya, KCNA, mereka membantah dan menyebutkan informasi tersebut palsu.

Menurut Pyongyang, laporan itu merupakan cara AS mencari kambing hitam pada konflik di Gaza.

"Ini hanyalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik yang salah ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang berfokus pada kerajaan kejahatan," kata negara itu dikutip AFP.

China tempatkan 6 kapal perang di Timur Tengah 

Laporan terbaru mengungkapkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah menempatkan enam kapal perang di Timur Tengah pada minggu ini, sejak gempuran Israel semakin meninggi ke Jalur Gaza hingga merembes ke perbatasan Libanon. Laporan yang keluar minggu ini mengungkapkan bahwa kapal-kapal China telah ditempatkan di Timur Tengah.

Mereka baru-baru ini bergabung dengan kapal perang yang dikirim Amerika Serikat (AS) ke wilayah tersebut pekan lalu, sehingga berpotensi meningkatkan ketegangan.

Satuan tugas pengawal angkatan laut ke-44 PLA berada di Oman melakukan latihan bersama dengan angkatan laut negara tersebut selama operasi rutin yang melibatkan kapal-kapal di wilayah tersebut.

Kapal-kapal tersebut termasuk kapal perusak berpeluru kendali, kapal pasokan terintegrasi, dan fregat seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (22/10/2023).

Sementara itu, menurut Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, Amerika Serikat telah mengirim kapal ke Mediterania timur dekat Israel secara eksplisit untuk melindungi kepentingan AS di sana.

“Presiden sebagai panglima tertinggi akan melakukan apa yang harus dia lakukan untuk menjaga kepentingan keamanan nasional (AS),” kata Kirby.

Pernyataan itu muncul setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki mengecam langkah yang diumumkan tersebut, dengan mengatakan kehadiran militer AS di wilayah tersebut akan memberi lampu hijau kepada Israel untuk melakukan “pembantaian” di Gaza dengan perlindungan implisit dari AS.

Komentar tersebut penting karena Turki dan AS sama-sama anggota NATO.

Pada hari Kamis, armada tempur kapal induk AS Dwight D Eisenhower sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut, dengan pengerahan USS Mount Whitney, kapal komando lainnya, juga diumumkan. Kampanye pengeboman Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 4.300 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga: SUDAH 12 Negara Beri Bantuan untuk Warga Palestina: AS Rp1,6 T, Jerman Rp839 M, Arab Saudi Rp31 M

Pertempuran militer Israel-Hizbullah di Perbatasan Libanon

Sementara, Tentara Israel telah beradu tembak di perbatasan Israel dan Libanon pada Sabtu (21/10/2023) dengan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

AFP memberitakan bahwa kelompok militan Syiah di Lebanon selatan mengatakan 4 pejuangnya tewas. Kelompok militan Jihad Islam Palestina juga mengatakan satu pejuangnya tewas.

Di Israel utara, serangan di daerah perbatasan Margaliot melukai dua pekerja pertanian Thailand menurut penjelasan Magen David Adom dari layanan medis darurat Israel.

Satu orang terluka di bagian dada dan satu lainnya dikatakan cedera anggota badan. Israel telah memerintahkan evakuasi Kiryat Shmona, kota perbatasan yang dihuni sekitar 25 ribu orang. Evakuasi dilakukan sebab daerah itu mendapat kecaman dari Hizbullah dan faksi-faksi Palestina yang bersekutu.

Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan beberapa posisi Israel di sepanjang perbatasan pada Sabtu, termasuk di kawasan Peternakan Shebaa yang diperebutkan.

Seorang pejabat senior Hizbullah memperingatkan gerakan tersebut bakal meningkatkan keterlibatannya ketika Israel mengerahkan pasukan di perbatasan Gaza dan bersumpah untuk menghancurkan kelompok militan Palestina, Hamas, buat merespons serangan mematikan pada 7 Oktober. "Mari kita perjelas, ketika peristiwa-peristiwa terjadi, jika terjadi sesuatu yang memerlukan intervensi lebih besar dari kami, kami akan melakukannya," kata orang nomor dua Hizbullah, Naim Qassem.

Baku tembak pada Sabtu terjadi ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallan mengunjungi perbatasan utara, di mana dia meminta pasukan tetap waspada. "Hizbullah telah memutuskan berpartisipasi dalam pertempuran, dan harus menanggung konsekuensinya. Kita harus waspada dan bersiap menghadapi setiap (skenario) yang mungkin terjadi. Tantangan besar menanti kita," ucap Gallant menurut AFP.

Pada Sabtu malam, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan serangan udara Israel di sepanjang bagian barat perbatasan, termasuk di dekat Alma al-Shaab, Yarin dan Dhayra. Mereka juga melaporkan adanya 'pengeboman besar-besaran di pinggiran Yarun' dekat Bint Jbeil.

Sejak 7 Oktober serangan Hamas, baku tembak di seberang perbatasan telah menewaskan setidaknya empat orang di Israel, tiga tentara dan satu warga sipil. Di Lebanon selatan, sedikitnya 27 orang tewas menurut perhitungan AFP. Kebanyakan dari mereka adalah kombatan, namun setidaknya empat warga sipil, termasuk seorang jurnalis Reuters, juga tewas.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mencatat 'meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan' di perbatasan saat berbicara di telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Jumat. Blinken menggarisbawahi dukungan AS untuk pasukan keamanan Lebanon.

Hizbullah adalah satu-satunya faksi Lebanon yang tetap mempertahankan senjatanya setelah perang saudara 1975-1990 dan kini memiliki persenjataan lebih kuat daripada tentara.

Hizbullah pernah melancarkan serangan dahsyat ke Israel pada 2006 yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 orang tewas di Israel, sebagian besar tentara.

Arab Saudi mengutuk keras serangan rudal ke Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahli di Gaza pada 17 Oktober lalu. Pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz menyebut serangan itu sebagai "kejahatan keji yang dilakukan pasukan pendudukan Israel".

Kerajaan Arab Saudi dengan tegas menolak serangan brutal ini, dan menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan konvensi internasional.

"Termasuk hukum humaniter internasional," tegas kerajaan sebagaimana dimuat media Saudi Gazzette.

Arab Saudi Murka  

Di sisi lain, Kerajaan Arab Saudi juga menyatakan kemarahannya atas penolakan Israel menghentikan serangan ke Palestina meski ada banyak permintaan internasional.

"Perkembangan yang mengkhawatirkan ini mengharuskan komunitas internasional untuk meninggalkan standar ganda dan selektivitas dalam penerapan hukum humaniter internasional ketika menyangkut praktik kriminal Israel," demikian bunyi pernyataan kerajaan lagi.

Arab Saudi juga menyerukan sikap serius dan tegas untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil yang tidak bersalah. Kerajaan juga mendesak dibukanya koridor yang aman untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan kepada warga sipil di Gaza.

"Pasukan pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas pelanggaran berulang-ulang mereka terhadap semua norma dan hukum internasional," tegas Arab Saudi lagi.

Laporan Al Jazeera menyebut ada hukum internasional yang mengatur perang. Ini disebut hukum humaniter internasional (IHL) di mana ada perlindungan rumah sakit dan pekerja kesehatan.

Sementara menurut Konvensi Jenewa pasal 18 dan 19, orang yang sakit dan terluka, serta staf medis, rumah sakit, dan fasilitas medis keliling dilindungi pada saat perang.

(*/tribun-medan.com)

Baca juga: SELENGKAPNYA Perjalanan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Tuti dan Amalia Baru Menjabat Ini

Baca juga: KILAS BALIK Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Propam Diminta Periksa Anggota Polisi Ponakan Yosef

Baca juga: INTIP POTRET Kecantikan KDL Finalis Putri Indonesia 2014, Suami Ganteng dan Lulusan Akpol 2016

 Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter  

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved