Perang Israel vs Hamas
Perang Israel vs Hamas, 50 Ribu Wanita Hamil Terancam, Korban Tewas Tembus 3.515 Orang
Sebanyak 50.000 wanita hamil di Gaza terancam menghadapi situasi buruk karena sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut berada di ambang kehancuran
TRIBUN-MEDAN.com - Sebanyak 50.000 wanita hamil di Gaza terancam menghadapi situasi buruk karena sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut berada di ambang kehancuran.
Perwakilan UNFPA atau Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB untuk negara Palestina, Dominic Allen, mengatakan, sistem layanan kesehatan di Gaza sangatlah penting.
Kota ini berada di ambang kehancuran. Para wanita hamil dikhawatirkan tidak lagi mempunyai tempat yang layak untuk mendapatkan layanan medis ataupun proses persalinan.
"Mereka menghadapi tantangan yang tidak terpikirkan,” kata Allen dalam wawancara dengan CNN, Minggu (15/10/2023).
Allen mengatakan sekitar 5.000 dari 50.000 wanita hamil diperkirakan akan melahirkan pada bulan mendatang, dan beberapa dari mereka mungkin menghadapi komplikasi.
“Bayangkan menjalani proses itu pada tahap akhir sebelum melahirkan, dengan kemungkinan komplikasi, tanpa pakaian, tanpa kebersihan, dukungan, dan tidak yakin tentang apa yang akan terjadi pada hari berikutnya, jam berikutnya, menit berikutnya bagi diri mereka sendiri dan anak mereka yang belum lahir," kata Allen.
Allen mengatakan, situasi rumah sakit di Gaza sungguh "mengerikan". Seorang bidan di sebuah rumah sakit bersalin di Gaza mengatakan kepada Allen bahwa sejak awal konflik, beberapa bidan bahkan tidak dapat mencapai bangsal bersalin untuk memberikan bantuan karena lingkungan yang tidak aman.
“Bantuan dan pasokan kemanusiaan ke Gaza harus diizinkan masuk. Harus ada koridor kemanusiaan yang dibuka, dan hukum kemanusiaan dipatuhi. Oleh karena itu, para wanita hamil harus mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa," kata Allen.
Baca juga: GARA-GARA Perang Israel, Ukraina: NATO Mulai Mengurangi Bantuan ke Negara Kami
Sementara itu, serangan Israel ke Gaza terus berlangsung. Hingga Sabtu (14/10/2023) malam, korban tewas di sisi Palestina mencapai 2.215 warga dan 8.714 warga luka-luka.
Dikutip dari Al-Jazeera, korban tewas termasuk 700 anak-anak.
Di Tepi Barat yang diduduki, jumlah warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel dalam sepekan terakhir telah mencapai 50 orang.
Di pihak Israel, korban tewas mencapai 1.300 orang, dan lebih dari 3.400 orang terluka.
Sementara itu, Iran di PBB menuntut komunitas internasional untuk bertindak menghentikan pertumpahan darah yang sedang berlangsung akibat pemboman Israel yang tiada henti di Gaza.
"Jika kejahatan perang dan genosida apartheid Israel tidak segera dihentikan, situasi akan menjadi tidak terkendali dan menimbulkan konsekuensi yang luas, yang merupakan tanggung jawab PBB, Dewan Keamanan, dan negara-negara yang mengarahkan Dewan tersebut ke jalan buntu," ungkap utusan Iran di PBB.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian sebelumnya memperingatkan Israel untuk berhenti sebelum terlambat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/kondisi-gaza-palestina-saat-ini.jpg)