Perang Hamas vs Israel

Hizbullah Bantu Hamas Palestina, Israel Ancam Kembalikan Lebanon ke 'Zaman Batu'

Hizbullah Lebanon membantu pejuang Hamas Palestina dan telah menembakkan peluru kendali ke tank Israel pada Selasa (10/10/2023) dan Israel mengatakan

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Medan
Israel bombardir Jalur Gaza Palestina dan ancam kembalikan Lebanon ke zaman batu karena bantu Hamas. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Pimpinan kelompok pejuang Hamas Palestina dan kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon bertemu di Beirut untuk membahas perlawanan terhadap Israel.

Hizbullah Lebanon membantu pejuang Hamas Palestina dan telah menembakkan peluru kendali ke tank Israel pada Selasa (10/10/2023) dan Israel mengatakan mereka membalasnya dengan menyerang pos pengamatan milik kelompok yang didukung Iran tersebut.

Sejauh ini, tentara Israel mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam serangan Hizbullah pada Selasa (10/10/2023). Meski begitu, tiga pejuang Hizbullah tewas pada Senin (9/10/2023 ) dalam baku tembak tersebut.

“Kami membalas serangan roket Hamas dengan tembakan artileri yang datang dari wilayah Lebanon. Dikatakan sekitar 15 roket diluncurkan dari Lebanon, empat di antaranya dicegat dan 10 jatuh di ruang terbuka,” kata seorang militer Israel.

Pasukan penjaga perdamaian sementara PBB di Libanon selatan, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran roket di selatan Tirus sekitar pukul 17.30 waktu setempat dan mendesak semua pihak menahan diri. Juru bicaranya mengatakan unit UNIFIL dikirim ke tempat perlindungan bawah tanah di daerah tempat roket diluncurkan.

Peran Hizbullah hingga kekhawatiran warga Lebanon

Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982, memiliki hubungan dekat dengan kelompok militan Hamas yang memerangi Israel. Kelompok tersebut juga telah menyuarakan dukungannya terhadap Palestina, dengan mengatakan “senjata dan roketnya” ada di tangan mereka.

Hizbullah mengklaim telah menembaki lokasi yang disengketakan di sepanjang perbatasan dan dua pos militer lainnya di Israel pada Senin (9/10/2023). Namun, faksi Syiah yang bersenjata lengkap sejauh ini belum melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.

Kekhawatiran akan perang dengan Israel meningkat di antara masyarakat Lebanon setelah perang Hamas-Israel pecah sejak Sabtu (7/10/2023).

Di Lebanon, masyarakat bagaimanapun sudah tidak asing lagi dengan konflik. "Jika harus ada perang, maka akan ada perang. Tahukah Anda berapa banyak perang yang telah kami lalui sejak saya masih hidup? Kami sudah terbiasa dengan itu," kata Ahmed Ali (55) kepada Al Jazeera di sebuah pusat transportasi di ibu kota Lebanon, Beirut.

Hanya dalam masa hidupnya, Lebanon telah mengalami perang saudara yang menghancurkan, konflik dengan Israel, pertempuran internal antara faksi-faksi bersenjata, dan limpahan dari perang di negara tetangganya, Suriah.

Namun, sejak kelompok Palestina Hamas melancarkan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada akhir pekan lalu, penduduk di Lebanon telah melihat dengan waswas. Negara kecil di Levant yang berpenduduk hanya 6 juta jiwa ini berada di ambang konflik menyusul meningkatnya kekerasan lintas batas dengan Israel.

"Sebagian besar tetangga dari kerabat saya telah meninggalkan rumah mereka (karena berhati-hati)," kata Zein Abdeen (21) kepada Al Jazeera.

"Mereka yang memiliki anak kecil segera pergi, tetapi para pemuda yang tinggal sendirian tetap tinggal. Mereka tidak takut," tambahnya.

"Saya takut akan kemungkinan bahwa kita akan berperang. Di masa lalu, ada banyak orang yang membantu Lebanon. Tapi sekarang, siapa yang akan membantu kami?" tanya Abu George.

Namun, tidak semua orang di Lebanon memiliki ketakutan yang sama terhadap apa yang akan terjadi jika perang pecah.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved