Viral Medsos

Gempa Bumi Afghanistan: 2.053 Orang Tewas, 9.240 Lainnya Terluka, Pemerintahan Taliban Butuh Bantuan

Jumlah korban jiwa meningkat menjadi 2.053 orang setelah gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter mengguncang Kota Haret, Afghanistan, Sabtu (7/10/202

|
Editor: AbdiTumanggor
Mohsen KARIMI / AFP
Anak-anak Afghanistan beristirahat di bawah selimut di samping rumah-rumah yang rusak setelah gempa bumi di desa Sarbuland, distrik Zendeh Jan, provinsi Herat pada 7 Oktober 2023. (Mohsen KARIMI / AFP) 

Update Gempa Bumi Afghanistan: 2.053 Orang Tewas, 9.240 LainnyaTerluka

Warga Afghanistan duduk di depan rumah yang rusak akibat gempa bumi (Mohsen Karim/ AFP)

Sejumlah anak-anak Afghanistan terpaksa beristirahat di bawah selimut di samping rumah-rumah yang rusak setelah gempa bumi.

Seperti halnya di desa Sarbuland, distrik Zendeh Jan, provinsi Herat, kondisi warga sangat memprihatinkan.

Pusat gempa itu terletak di 35 kilometer di barat laut Kota Herat pada Sabtu (7/10/2023) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Gempa bumi di Afghanistan itu adalah satu dari gempa paling mematikan di dunia dalam satu tahun setelah gempa Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 lalu.

Gempa bumi susulan masih terjadi di Afghanistan setelah sebelumnya gempa bermagnitudo 6,3 mengguncang pada Sabtu 7 Oktober 2023 dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Warga Afghanistan di reruntuhan bangunan (Twitter)

Cerita Para Korban

Seorang warga Herat, Bashir Ahmad, menceritakan pengalamannya saat terjadi gempa bumi di Kota Herat, Afghanistan.

“Kami sedang berada di kantor dan tiba-tiba gedung mulai berguncang. Plester dinding mulai berjatuhan dan dinding retak, beberapa dinding dan bagian bangunan runtuh,” kata Bashir Ahmad kepada kantor berita AFP, Minggu (8/10/2023).

"Saya tidak bisa menghubungi keluarga saya. Saya terlalu khawatir dan takut, itu mengerikan," tambahnya.

Rekaman dari Rumah Sakit Pusat Herat menunjukkan para korban dirawat di luar gedung utama.

Mereka terpaksa berada di luar gedung karena permintaan perawatan darurat yang tiba-tiba dan sangat besar.

"Situasinya sangat mengerikan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini,” kata Idrees Arsala, seorang mahasiswa di Kota Haret kepada AFP.

Dia adalah orang terakhir yang berhasil mengevakuasi ruang kelasnya dengan selamat setelah gempa terjadi.

Gambar lain menunjukkan pemandangan kehancuran di distrik Injil Herat di mana puing-puing menghalangi jalan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved