Ibu bunuh Anak

Terungkap, Rauf Tewas Disiksa Ibu, Paman dan Kakek, Kepala Dipukul Tongkat Lalu Dibuang ke Sungai

Rauf ditemukan di pinggir sungai dalam kondisi berlumuran darah dengan tangan terikat ke belakang

|
Editor: Satia
Tribunjabar
Tampang Ibu, Kakek dan Paman Muhamad Rauf 

"Ibu korban ini lalu menelepon adiknya atau paman korban berinisial S," ujar dia.

Ibu korban saat itu meminta S untuk datang karena korban sudah berhasil ditangkap.

Paman korban lalu mengikat tubuh korban.

Baca juga: TRAGIS Baru Menikah Sebulan, Istri Kabur Saat Suruh Suami Beli Bakso, Tragedi Fahmi Part 2 Kah?

M Rauf yang tidak berdaya dibawa ke areal dapur dan disimpan di depan kamar.

Lanjut Fahri, setelah itu, ibu korban pergi keluar rumah untuk mendatangi tetangganya dengan tujuan meminjam sepeda motor.

"Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu. Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah," ujar dia.

Malam itu, ibu korban membawa M Rauf menggunakan sepeda motor. 

Namun, di tengah perjalan menuju rumah mantan suaminya, N berfikir untuk membuang korban di saluran irigasi hingga akhirnya mayat korban ditemukan warga di di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

Baca juga: Anjing Gila Gigit Kemaluan Pria di Aceh, Lari Terbirit-birit Dikejar, Korban Lain Terluka di Perut

Mulut Disumpal Boneka

N mengakui dirinya menghabisi dan membuang anak kandungnya sendiri.

N juga mengakui membuang Rauf dalam kondisi masih hidup.

"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujar N.

Rauf sendiri dianiaya oleh sang ibu di rumah kakek korban.

Baca juga: Bobby Nasution Sentil Kapolrestabes saat Peletakan Batu Pertama Proyek Kolam Retensi di Selayang

Bahkan N mengaku menyumpal mulut Rauf menggunakan boneka milik adik korban.

"Rauf saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved