Edy Rahmayadi Ngaku Memilih tak Populer demi Hilangkan Suap di Pemprov Sumut
Pemprov Sumut meraih penghargaan Anugerah Meritokrasi 2022, naik kelas dari kategori baik menjadi sangat baik.
Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun karena tanah kita subur. Tanamana dan perkebunan di Sumut ada 4 juta. Tapi yang bisa ditata 1,5 juta hektar.
Sumut ini punya banyak potensi, belum bonus demografinya, mau berapa banyak orang kita yang pintar-pintar. Dari anak ITB, 10 orang the best semua produk dan fakultas.
Bahkan di Rusia banyak anak kita yang berprestasi sehingga pendidikan harus menjadi prioritas. Dan, saat ini tidak sedikit orang Sumut berobat ke Penang.
Dalam setahun warga Sumut membawa uang ke Penang mencapai Rp 15 triliun. Maka dari itu, kita harus bangun rumah sakit yang bagus pelayanan dengan harapan bisa menumbuhkan kepercayaan rakyat sehingga tidak lagi berobat ke Penang.
TRIBUN: Salah satu prestasi Bapak di tengah keterbatasan waktu yakni membersihkan dan penataan birokrasi antara lain pernah seseorang minta bantuan ke Bapak bawa duit. Lalu Bapak buang duitnya, jangan sogok. Benar itu?
EDY RAHMAYADI: Salah satu untuk mengubah mindset ASN sehingga menuntut kemampuan. Kepala dinas itu kalau kita katakan misalnya kepala dinas pertanian tentu dia gubernur ya pertanian.
Kalau gubernur itu hanya lulusan SMA sudah bisa dan KPU tidak pernah nanya sekolah siang, pagi, malam. Yang penting sekolahnya oke. Tapi kalau kepala dinas tidak bisa begitu. Dia (kepala dinas) harus ahli di bidangnya. Harus mahir dibidangnya.
Karena itu, tidak boleh main-main, kita tahu ada banyak penyakit birokrat. Pertama, memperkaya diri, jangan memperkaya diri dan orang lain. Jangan mengambil yang negara karena bukan miliknya.
Kedua, jangan jual beli jabatan karena pengaruhnya akan mengganggu uang kita yang sedikit ini dalam menjalankan program. Jual beli jabatan akan mengganggu profesionalitas.
Ketiga, suap. Tadi ada kepentingan investor urusannya suap. Ke-empat gratifikasi, pemberitan. Empat penyakit ini menjamur pada tubuh birokrasi kita. Jadi harus kita selesaikan.
Lalu yang kelima, masalah proyek diatur mulai dari perencanaan sudah tahu pemenangnya. Istilahnya dulu belum ada pengantinya Pak. Saya dulu tidak tahu istilah ini. Masalah ini sebenarnya menjadi persoalan di Sumut.
Sehingga saya mau selesaikan dulu persoalan mindset ASN kita. Maka dari itu, saya tidak pupuler di masyarakat. Selama ini mereka sudah biasa menikmati itu semua. Saya tidak cerita di provinsi lain hanya Sumut.
Mengapa saya pengin birokrasi kita bersih? Sebab, anak, cucu kita harus jelas, anak, cucu kita ini kita siapkan dari sekarang. Kalau kita teruskan bayangkan bobroknya kita ini.
TRIBUN: Saya tidak bilang zamanya Pak Gub, dulu pernah kami membuat liputan untuk menjadi kepala dinas itu satu ikat-lah. Sekarang tidak berlaku?
EDY RAHMAYADI: Ya masih ada selip sana dan sini-lah karena lima tahun tidak bisa selesai. Masih ada yang bermain-main, makanya kalau sekarang orang melihat, ada yang nonjob, semua. Inilah resiko, tanyakan saja pasti tahu.
Edy Rahmayadi
Gubernur Sumut
Pemprov Sumut
Anugerah Meritokrasi 2022
Tribunmedan.com
tribunmedan.id
Domu D Ambarita
| Pj Gubernur Sumut Hassanudin Minta OPD Lakukan Inovasi dalam Pelayanan Informasi Publik |
|
|---|
| Kisah Perjalanan Geopark Danau Toba yang Pernah Sukses di Tangan Rapidin Simbolon |
|
|---|
| Rahudman Harahap Berlinang Air Mata saat Resmikan Rumah Tahfidz dan Sekolah Al-Quran |
|
|---|
| Bobby Nasution Makin Sering Safari Politik, Seberapa Kuat Lawan Edy Rahmayadi dan Ijeck di Pilgubsu |
|
|---|
| MA Nyatakan Rahudman Harahap Bebas Murni Pada Kasus Center Point |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/05092023_PISAH_SAMBUT_GUBERNUR_SUMUT_DANIL_SIREGAR_3jpg.jpg)