Liga 1

PSSI Lakukan Pembinaan Terhadap Wasit Liga 1 dan Liga 2, Ini 3 Tahap Evaluasi Pengadil Lapangan

Melalui kerjasama dengan JFA, PSSI bersama dengan JFA dan dibantu oleh FIFA, menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap, untuk setiap laga.

TRIBUN MEDAN/HO
Yoshimi Ogawa, Wakil Ketua Komite Wasit PSSI saat melakukan pembinaan kepada Wasit Liga 1 dan Liga 2. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) lakukan pembinaan terhadap wasit Liga 1 dan Liga 2 di kompetisi Liga Indonesia musim 2023-2024.

Seperti diketahui, untuk menjadi Wasit Liga 1 dan Liga 2 PSSI, seorang wasit tidak cukup hanya mengantongi lisensi C1, akan tetapi juga harus melewati sistem seleksi yang ketat.

Seleksi dimulai dari seleksi fitness test FIFA level 2, hingga penilaian performa dalam memimpin setiap pekannya dengan sistem evaluasi berjenjang.

Alur pembinaan wasit C1 yang tergabung sebagai wasit kategori A dan B, yaitu wasit yang dapat memimpin di Liga 1 (C1-A) dan wasit yang dapat memimpin di Liga 2 (C1-B).

Ada 3 siklus seleksi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Siklus tersebut terdiri dari penugasan, penilaian dan evaluasi, serta edukasi.

Melalui kerjasama dengan JFA, PSSI bersama dengan JFA dan dibantu oleh FIFA, menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap, untuk setiap pertandingannya.

Tahapan pertama adalah penilaian dari Penilai Wasit dilapangan kemudian penilaian dari Tim Evaluasi PSSI dan penilaian dari JFA.

“Wasit yang membuat keputusan pada level yang sama dengan pemain (top level), dituntut untuk dapat mengobservasi sebuah insiden dari sudut pandang dan jarak yang sesuai, dan juga dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya. Posisi dan tanggung jawab sebagai wasit, juga membutuhkan pemahaman yang cukup akan setiap detail kejadian didalam lapangan,” ujar Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa melalui pers rilis yang disadur Tribun Medan dari website resmi PSSI, Kamis (5/10/2023).

“Saya percaya bahwa kesalahan yang dilakukan wasit dalam suatu pertandingan, disebabkan karena masih kurangnya implementasi dan pemahaman akan hal-hal tersebut, dan kami di Komite Wasit, memohon maaf.” tambahnya.

“Oleh karena itu, kami di Komite Wasit PSSI, akan selalu mendidik mereka, dengan cara memberikan mereka masukan teknis setiap pekannya. Pembinaan wasit memiliki konsep yang sama dengan pembinaan pemain, yaitu jam bermain. Wasit membutuhkan jam terbang untuk memimpin pertandingan, kesempatan harus diberikan kepada mereka”, lanjut Ogawa.

Menurut Ogawa, penghentian akan sebuah penugasan kepada wasit bukanlah merupakan hukuman, akan tetapi memberikan waktu untuk wasit merefleksikan kesalahan dan mendapatkan edukasi.

Perkembangan kualitas wasit adalah kunci dan tolak ukur bagi berkembangnya sepakbola di suatu negara.

Hal ini adalah suatu tantangan yang membutuhkan waktu, pemahaman serta kerjasama dari semua pihak.

“Ke depan, Komite Wasit tidak akan menggunakan kata-kata dihukum, akan tetapi akan menggunakan kata-kata memberikan waktu dan edukasi kepada Wasit. Akan tetapi, waktu yang diberikan juga pastinya kami batasi, dan ini akan kami buktikan di tengah musim untuk memberlakukan sistem promosi dan degradasi wasit Liga 1 dan Liga 2, sesuai dengan performa mereka.” tutup Ogawa.

(cr29/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved