TRIBUNWIKI

Silvia Noviani, Desainer Wastra Targetkan Penjualan Hingga ke Pasar Internasional

Dikatakannya, ilmu jahit-menjahit telah didapatnya dari orangtua dan memantapkan kreatifitas dengan bersekolah desain.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Warga Medan Tuntungan saat mengunjungi tenant pameran batik Brand Sadina di acara Pameran Batik di Kantor Camat Medan Tuntungan, Senin (2/10/2023)  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Silvia Noviani, seorang desainer kain wastra mengatakan bahwa banyaknya inovasi dan moderenisasi akan menambah minat masyarakat untuk menggunakan busana batik.

"Pembatik di Medan itu semakin kreatif. Nah, kami sebagai salah satu yang ikut merancang agar kain batik juga bisa dipakai dengan formal dan informal oleh masyarakat," katanya, Senin (2/10/2023) 

Dikatakannya, ilmu jahit-menjahit telah didapatnya dari orangtua dan memantapkan kreatifitas dengan bersekolah desain.

“Batik itu cantik. Jadi sebagai desainnya sudah langsung muncul ide untuk melakukan karya pakaian batik. Model terkini tapi tetap membawakan fashion,” tuturnya.

Menurut Silvia, tingginya antusias masyakarat tentang batik atau peminat batik dikarenakan adanya penetapan kewajiban menggunakan batik pada saat hari besar dan momen tertentu.

Lanjut Silvia, saat ini Pemerintah sedang menggalakkan kain wastra, sehingga pemakaiannya bukan hanya di kantor secara formal saja melainkan pemakaian batik tersebut juga dapat menjadi outfit kekinian.

"Kami berkreatifitas untuk bagaimana mendiskusikan orang memakai batik tapi secara kasual agar dipakai harian tidak formal saja. Jadi mau jalan-jalan pun bisa membawakan budayanya," ucap Silvia.

Silvia menyebutkan, Brand Sadina sudah ada sejak tahun 2017 yang awalnya berada di Jambi, lalu hijrah ke Medan pada tahun 2022 hingga 2023.

Artinya, 6 tahun sudah Silvia membangun usaha desainer batik ini masih tetap eksis.

Sehingga, ia mengakui masih konsisten dalam mengembangkan kreatifitas desain pakaian terkhusus pada batik untuk masuk ke pangsa pasar domestik hingga internasional, sekaligus sebagai bentuk melestarikan batik.

Untuk peminat yang saat ini digemari konsumen adalah kasual etnik, dengan motif dari berbagai daerah di Sumatera Utara mulai dari batik Gorga hingga ulos.

Adapun hasil produk Sadina yakni gamis syari, fashion moeslem, casual dress, mukena couple and family set, kan outfit, bed cover, dan sprey.

Produk tersebut banyak dipesan dari berbagai daerah mulai lokal hingga internasional.

"Ya Go International, dengan rancangan-rancangan yang kita bawa. Misalnya, kami merancang blazer ala Korea tapi masih tetap membawakan wastra Sumut dan itu sudah ada produknya kemaren sempat fashion show," lanjut Silvia.

Dia berharap khususnya para kaum Millenial, bisa ikut serta melestarikan pemakaian batik.

“Pakai batik itu pokoknya keren,” pungkasnya.

Silvia juga masuk dalam IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Kota Medan dan dibina oleh Kecamatan Medan Tuntungan dan Pelindo.

Untuk koleksi-koleksi produk dari Sadina bisa dilihat di @sadinafashiondesain

(cr10/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved