Inflasi di Sumut
Beras Menjadi Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar di Sumut
Kenaikan harga beras yang terjadi selama satu bulan penuh menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Sumatera Utara (Sumut) pada September 2023.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kenaikan harga beras yang terjadi selama satu bulan penuh menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Sumatera Utara (Sumut) pada September 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat pada September 2023, inflasi Sumut mencapai 0.37 persen secara bulan ke bulan (mtm) dan 2.15 persen secara tahun ke tahun (yoy).
Padahal sebelumnya pada Agustus 2023, Sumut mencatatkan deflasi sebesar 0.07 persen.
"Pada bulan September kita tercatat inflasi sebesar 0.37 persen, inflasi kita lebih tinggi dibandingkan nasional yaitu berada di 0.19 persen dan inflasi di tahun kalender kita mencatat 1.29 persen," ujar Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanuddin, Senin (2/10/2023).
Dikatakannya, pada September 2023 ada 11 kelompok pengeluaran yang paling dominan mengambil andil inflasi terbesar diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0.19 persen.
"Disana ada beras sebagai satu komoditas yang sangat dominan dan secara nasional juga dilihat bagaimana kondisi informasi tentang beras," paparnya
Komoditas beras mengambil andil inflasi Sumut di September 2023 sebesar 0.18 persen secara bulanan (mtm) dan sebesar 0.64 persen secara tahunan (yoy)
Diketahui saat ini, harga beras telah berada dilevel Rp 13.659 per kilogram, naik signifikan sebesar 3.89 persen secara bulanan.
"Pada September beras mengambil andil inflasinya sampai 0.18 persen mtm, kalau kita lihat pergerakan harganya sudah sampai ke level Rp 13.659 per kilogram dari rata-rata pasar yang kita pantau dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ada kenaikan yang cukup tinggi yaitu 3.89 persen atau sekitar Rp 500 per kilogram," jelasnya.
Namun, jika dibandingkan dengan harga beras di Januari 2023 yang berada dilevel Rp 12.700 per kilogram, tentu harga beras saat ini mengalami inflasi sebesar 12.33 persen.
"Kalau dilihat harga beras dari Januari 2023 dengan sekarang yaitu Rp 13.650 per kilogram, tentu ini terjadi inflasi sebesar 12.33 persen dan ini menjadi tugas kita terkait pasokan dan antisipasi Elnino ataupun panen yang menurun," tuturnya.
Nurul menerangkan, dari gabungan lima kota di Sumatera Utara, urutan ambil andil terbesar terjadi di Padang Sidempuan dengan presentasi sebesar 0.42 persen, Sibolga 0.32 persen, Gunung Sitoli 0.23 persen, Medan 0.16 persen, dan pematang siantar 0.10 persen.
Selain beras, rokok kretek juga ambil andil terbesar pada inflasi Sumut di September 2023 dengan jumlah 0.26 persen (yoy), kemudian tomat dengan andil 0,18 persen, akademi 0.13 persen dan bawang putih 0.10 persen.
"Sedangkan Komoditas penyumbang deflasi yaitu ada cabai merah -0.36 persen, bawang merah -0.16 persen, daging babi -0.06 persen, buah naga -0.04 persen dan sabun cair -0.03 persen," pungkasnya
(cr10/tribun-medan.com).
| Kenaikan Harga BBM Masih Jadi Penyebab Utama Inflasi di Sumut |
|
|---|
| Edy Rahmayadi Menyombongkan Diri, Sumut Masuk 10 Besar Pengendalian Inflasi |
|
|---|
| Edy Rahmayadi Menyebut Inflasi di Sumut Akibat Ulah Para Tengkulak |
|
|---|
| Inflasi Sumut Tembus Sampai 5,61 %, Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama |
|
|---|
| BPS Sebut Sumut Alami Inflasi, Emas Hingga Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Gudang-Beras-Bulog-Abdan-Syakuro.jpg)