Inflasi di Sumut

Edy Rahmayadi Menyebut Inflasi di Sumut Akibat Ulah Para Tengkulak

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menduga bahwa inflasi di Sumut akibat ulah tengkulak

Tribun-medan.com/HO
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menghadiri acara Parade Baca Puisi Perjuangan dalam Rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia bersama Anak Pejuang di Gedung Juang 45, Jalan Pemuda Medan, Selasa (16/8/2022) malam. Pada kesempatan tersebut Gubernur Sumut turut membacakan sebuah puisi karya Chairil Anwar dengan judul Diponegoro.  

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyebut bahwa penyebab inflasi di Sumut akibat ulah tengkulak.

Edy Rahmayadi bilang, bahwa inflasi sebesar 5,65 persen tak lepas dari para tengkulak, karena hasil tani masyarakat selama initidak dikelola oleh BUMD. 

"Inflasi ini disebabkan oleh pengepul seperti tengkulak, harusnya panen ditampung oleh BUMD biar tidak ada tengkulak lagi," tuturnya, dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Utara, di Deliserdang, Rabu (31/8/2022). 

Baca juga: Edy Rahmayadi Akhirnya Jawab Lugas Kritikan Golkar Soal Proyek Rp 2,7 Triliun

Ia menyampaikan, komoditas cabai merah dan bawang merah merupakan satu diantara faktor utama pembentukan inflasi di Sumut

Hal itu disebabkan oleh menurunnya ketersediaan cabai merah, walaupun tingkat panen yang tinggi di Sumut

"Saya tidak percaya cabai merah dan bawang merah yang menyebabkan inflasi Sumatera Utara, ini pasti ada orang yang membuatnya, artinya kesalahan dari manusia," imbuhnya.

Baca juga: Ratusan Guru PAUD Duduki Kantor Gubernur Sumut, Desak Edy Rahmayadi Beri Kesejahteraan

Oleh karena itu, sebagai upaya menjaga momentum pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi, maka perlu dibangun sinergi dan kolaborasi berbagai pihak di tingkat nasional maupun tingkat daerah

Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Utara dan pemangku kepentingan lainnya mengambil beberapa langkah dalam mengendalikan inflasi di Sumut.

Dari sisi supply telah dilakukan perluasan klaster komoditas hortikultura cabai merah dan bawang merah demi menjaga ketersediaan pangan.

Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Puji PDI Perjuangan saat Hadiri Rakerda: Saya Butuh PDI P

Kedua, pelaksanaan kerjasama antar daerah (KAD) untuk pemenuhan surplus/ defisit pangan di Sumatera Utara. 

"Ini seperti pertukaran komoditas antar daerah di Sumut untuk saling melengkapi kekurangan dan kelebihan produksi pangan," terangnya. 

Kemudian pemberian 77.000 bibit cabai merah kepada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan pesantren untuk meningkatkan produksi.

Baca juga: GUBERNUR Edy Rahmayadi Beber Dua Hal yang Akan Dilakukan Pemprov Atasi Inflasi di Sumut

Terakhir, pemaksimalan pemanfaatan digital farming melalui program sosial Bank Indonesia yang bekerjasama dengan kelompok tani dan kelompok usaha bersama.

Sinergi pemerintah dengan berbagai lembaga dan pemerintah daerah tersebut menjadi langkah penting dalam menjaga momentum keterjangkauan harga, ketersedian pasokan dan kelancaran distribusi.

"Ini menjadi kritikal agar inflasi tidak menggerus daya beli dan menurunkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya. (cr9/Tribun-Medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved