Berita Viral

Kondisi Terkini Pony, Orangutan yang Dijadikan Pelacur di Kalimantan, Dulu Dilatih Rayu Pelanggan

Pada tahun 2003 silam, publik sempat dihebohkan dengan kisah pilu seekor orangutan di Kalimantan Tengah yang dijadikan budak seks oleh manusia.

Editor: Liska Rahayu
HO
Pony, orangutan yang dijadikan pelacur di Kalimantan Tengah. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pada tahun 2003 silam, publik sempat dihebohkan dengan kisah pilu seekor orangutan di Kalimantan Tengah yang dijadikan budak seks oleh manusia.

Orangutan bernama Pony tersebut dijadikan pelacur oleh manusia dengan bayaran Rp 38 ribu.

Pony dijadikan sebagai pekerja seks komersial (PSK) untuk melayani nafsu para lelaki.

Di masa kelam itu, Pony ‘disolek’ seperti manusia dan berpenampilan wanita.

Bulu yang ada pada tubuhnya dicukur habis. Ia juga mengenakan pakaian wanita dan didandani.

Akibatnya, beberapa bagian tubuh Pony mengalami iritasi karena tidak ada bulu yang melindungi kulitnya.

Tak hanya itu, Pony juga dilatih dan diajari untuk berjalan dan merayu para lelaki.

Pony akhirnya berhasil diselamatkan pada tahun 2003. Penyelamatannya itu bahkan mengundang pemberitaan internasional.

Sudah dua puluh tahun sejak Pony diselamatkan dari orang yang mengeksploitasinya.

Pony juga kembali menetap di pusat rehabilitasi selama sembilan tahun sejak berusaha dilepasliarkan.

Informasi terbaru yang diterima Kompas.com dari BOS Foundation pada Selasa (14/8/2023) menunjukkan, Pony masih berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalteng.

Pony, Orangutan yang dijadikan PSK oleh manusia.

"Pony menjalani hidup sehat di dalam salah satu kompleks individu kami dalam beberapa tahun belakangan," ujar perwakilan BOS Foundation dalam keterangan tertulisnya.

Saat ini, Pony yang diperkirakan berusia 27 tahun berada dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

"Di kompleksnya saat ini, Pony selalu menunjukkan selera makan yang sehat pada buah-buahan dan alat pengayaan yang diberikan tim kami kepadanya," tulis pernyataan tersebut.

Meski begitu, orangutan Pony tidak mungkin ditempatkan di kompleks rehabilitasi jenis lain, seperti di pulau pra-pelepasliaran.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved