MIRIS, Seorang Ayah Ngaku Dibuang Anaknya, Jadi Gelandangan dan Dianiaya OTK Hingga Kepala Berdarah

TRIBUN-MEDAN.com – Kisah pilu dialami oleh seorang ayah di Siantan, Pontianak, Kalimantan Barat.

Di umur yang sudah tak lagi muda, ayah tersebut ngaku dibuang oleh anaknya hingga kini jadi gelandangan.

Baca juga: Pilunya Ayah 70 Tahun Dibuang, Anaknya Tinggal Dirumah Mewah di Tangsel Buat Tulisan Larangan Masuk

Bahkan, sejak jadi gelandangan, ayah tersebut seringkali menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah orang tak dikenal (OTK).

Kisah pilu seorang ayah jadi gelandangan karena ditelantarkan oleh anaknya itu bermula ketika salah seorang warga menemukan pria tersebut berlumuran darah.

Dalam unggahan Instagram @pontianak_infomedia, kondisi pria tersebut tampak memprihatinkan.

“Bapak2 katanye dibuang anaknya lalu jadi gelandangan, kepala berdarah2 dilempar orang,” isi narasi dalam video tersebut.

Dalam video tersebut, tampak pria itu duduk jongkok di depan ruko.

Ia terlihat kesakitan sambil menahan kepalanya dengan kain.

Tampak jelas dalam video tersebut darah segar masih mengalir bahkan mengenai satu sisi pipinya.

Dalam keterangan unggahan itu disebutkan bahwa pria tersebut mengaku diusir oleh anaknya, sehingga dia terpaksa tinggal di depan toko tersebut.

Dia sering tidur dan makan di sana. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah pria menjadi korban tindakan kekerasan oleh orang yang tidak dikenal.

Kabarnya, pria itu sering dipukul dan dilempar oleh orang-orang yang tidak dikenal, dan yang paling parah adalah ketika dia mengalami luka di kepalanya.

Baca juga: Lelah Dipukuli, Dua Remaja Bunuh Ibu Tiri Dibantu sang Ayah, Korban Dibungkus Karung Dibuang ke Got

“Di depan toko tmpt saya kerja ni min ada bapak bapak, sudah tua ga punya tempat tinggal juga, nda punya keluarga,katanya die di buang same anaknya, tp die emang udh lama sering tidok duduk makan di dpn toko ni, yg jdi permasalahan nya nih min die nih sering kali di pukul sm org yg nd pernah kami ketahui, sering di lempar juga sm org yg nd kite tau,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.

Beberapa warga yang prihatin dengan keadaan pria ini telah mencoba mencari bantuan melalui media sosial, termasuk menghubungi pihak berwenang setempat dan dinas sosial.

Namun, mereka menyatakan bahwa respons yang mereka terima sangat minim.