Berita Viral

Ironi Karen Agustiawan, Dulu Bawa Partamina Mendunia, Kini Dua Kali Masuk Penjara Gara-gara Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Galaila Karen Kardinah (GKK) atau Karen Agustiawan sebagai te

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
Tribunnews/ Dany
Karen Agustiawan (tengah), saat menjabat Dirut Pertamina, menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Senin (27/1/2014). Karen diperiksa terkait dugaan pemberian hadiah di Kementrian ESDM dengan tersangka mantan Sekjen Kemntrian ESDM Waryono Karno. 

TRIBUN-MEDAN.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Galaila Karen Kardinah (GKK) atau Karen Agustiawan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan gas alam cair/Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina tahun 2011-2021.

Penetapan itu diumumkan oleh Ketua KPK Firli Bahuri di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/9/2023) malam.

Diketahui, ini bukan kali pertama Karen Agustiawan menjadi tersangka kasus korupsi.

Pada tahun 2020 lalu, Karen Agustiawan baru saja merasakan udara bebas karena kasus serupa.

Namun, kini ia harus kembali berurusan dengan hukum karena tersandung kasus dugaan korupsi pengadaan gas alami cair atau liquid natural gas (LNG).

Kini, Karen telah ditahan di Rutan KPK sejak 19 September 2023 hingga 20 hari kedepan.

Ironinya, Karen Agustiawan adalah salah satu petinggi Pertamina yang dulu sempat membawa perusahaan BUMN tersebut mendunia. 

Tak hanya itu, Karen Agustiawan dulu juga pernah masuk Fortune 50. 

Pernah Masuk Daftar 50 Perempuan Paling Berpengaruh Versi Majalah Fortune

Karen Agustiawan pernah menjadi sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 2009-2014.

Mengutip dari Tempo.co, Karen Agustiawan pernah masuk daftar 50 perempuan paling berpengaruh versi Majalah Fortune pada 2012.

Di saat itu pula, ia berhasil membawa Pertamina ke peringkat 122 Fortune Global 500.

Fortune menilai Karen berhasil mengelola Pertamina dengan membukukan pendapatan sebesar US$ 70 miliar dengan laba bersih US$ 2,7 miliar pada 2012.

Laba bersih itu naik 15 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi tertinggi dalam sejarah perusahaan.

Peringkat yang dikeluarkan majalah Fortune itu terakhir kali diraih Karen pada akhir 2013. Bahkan peringkatnya naik dari posisi 19 menjadi posisi 6.

Adapun Karen sejak 1 Oktober 2014 silam tak lagi menjabat Direktur Utama Pertamina.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved