Berita Nasional
Cerita Prabowo Subianto, Setiap Hari Diejek Guru, Disebut Bangsa Monyet saat Sekolah di Luar Negeri
Prabowo Subianto ceritakan dirinya setiap hari diejek bangsa monyet oleh gurunya saat hadir di acara Mata Najwa
TRIBUN-MEDAN.COM – Prabowo Subianto ceritakan dirinya setiap hari diejek bangsa monyet oleh gurunya.
Adapun cerita itu disampaikan bacapres Prabowo Subianto dalam refleksi diri di acara Mata Najwa, Selasa (19/9/2023) malam.
Saat itu Prabowo Subianto sempat merefleksi diri dengan berbicara dihadapan cermin.
Berbeda dengan Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Prabowo tidak mau berbicara dihadapan cermin.
Padahal Najwa Shihab sudah berulang kali meminta agar menghadap ke cermin besar yang telah disiapkan.
"Sebentar, saya sudah berkaca, saya ingat, saya mau cerita," ucap Prabowo.
Prabowo menceritakan, dirinya lahir tahun 1951 di mana kedaulatan Indonesia baru diserahkan dua tahun saat itu.
Kemudian saat usia 24 tahun ia sudah menjadi salah satu komandan TNI dan membawa anak buahnya untuk berenang di Manggarai.
Ia melihat di kolam renang itu ada dinding terbuat dari marmer ditutupi oleh lumut.
"Di dinding itu ada tulisan anjing dan pribumi dilarang masuk kolam renang, itu tahun 1975 saya baca," tegas Prabowo.
Baca juga: Prabowo Ogah Ambil Pusing Isu Tampar Cekik Wamen, Ngaku Sering Difitnah Kejam Gegara Muka Kudeta
Baca juga: DEMOKRAT Buka-bukan Soal SBY Turun Gunung Demo Prabowo, Kenang Perjuangan Untuk Anies Baswedan
Mantan prajurit TNI menjelaskan, pada zaman dahulu rakyat Indonesia dijajah, dibantai, diperbudak, dimiskinkan dan dianggap lebih rendah dari anjing.
Ia pun membeberkan pengalamannya ketika diminta refleksi oleh Najwa Shihab di hadapan ribuan mahasiswa dan dosen UGM.
Prabowo mengaku pernah hidup di tengah-tengah orang Eropa dan ia mengingat saat itu bukan keturunan kulit putih.
"Setiap hari saya diejek sama guru saya, setiap hari saya dibilang bangsa monyet ini itu, saya sekolah di beberapa negara selalu dibilang seperti itu, rakyat pun tinggal di pohon, saya mengalami," terangnya.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan isi hati ketika diminta refleksi diri yaitu ingin melihat Indonesia sebagai negara bermartabat, terhormat, tidak ada kemiskinan dan rakyatnya gembira sebelum ia meninggal.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Prabowo-Subianto-saat-refleksi-diri-di-acara-Mata-Najwa-Selasa-1992023-malam.jpg)