Gempa Maroko

Gempa Bumi Terburuk di Afrika Utara Sejak 60 Tahun Lalu, 2.900 Warga Maroko Meninggal Dunia

Gempa bumi kali ini adalah yang terburuk di negara Afrika Utara dalam lebih dari 60 tahun terakhir.

Editor: Satia
Istimewa
Gempa Bumi di Maroko 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Sebanyak 2.900 orang dikabarkan meninggal dunia akibat bencana alam gempa bumi di Maroko.

Gempa berkekuatan 6,8 SR ini terjadi pada Jumat (8/9/2023) pukul 23:14 waktu setempat.

Korban yang meninggal diduga tertimpa bangunan dan material akibat gempa.

Dikutip dari Serambinews.com, lebih dari 5.500 orang telah melaporkan terluka, jumlah ini meninggkat dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. 

Baca juga: Dua Wanita Dilecehkan Sekelompok Pria saat Pulang Kerja, Sepeda Motor Korban Ditendang

Banyak korban yang selamat mengeluhkan kurangnya bantuan dari pemerintah Maroko.

Gempa bumi kali ini adalah yang terburuk di negara Afrika Utara dalam lebih dari 60 tahun terakhir.

Baca juga: Kepincut Pak Polisi, Istri Ceraikan Suami, Mau Diajak Berhubungan Intim, Eeh Ternyata Intel Gadungan

Setelah empat malam melawan cuaca buruk, penduduk setempat yang kehilangan tempat tinggal merasa frustrasi dengan tanggap darurat yang dilakukan.

Penduduk korban gempa Maroko menyalamatkan diri di shelter setelah gempa terjadi
Penduduk korban gempa Maroko menyalamatkan diri di shelter setelah gempa terjadi (AFP)

Mehdi Ait Bouyali (24) terpaksa bermalam di sepanjang Tizi N'Test, jalan panjang yang menghubungkan Marrakesh ke lembah pedesaan terpencil. 

Setelah kejadian itu, dia bermalam di pinggir jalan bersama orang lain yang menjadi korban.

Baca juga: DAFTAR Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Ada 27 Hari, Berikut Rinciannya

Mereka tidak mendapat bantuan dari pemerintah dan mengatakan jika bukan karena makanan dan selimut dari orang asing yang lewat, mereka tidak akan punya apa-apa.

“Desa-desa di lembah telah hancur. Kami memerlukan bantuan apa pun. Kami memerlukan tenda,” pintanya, dikutip dari VOA News.\

Maroko diguncang gempa magnitudo 6,8.
Maroko diguncang gempa magnitudo 6,8. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Juru bicara pemerintah, Mustapha Baitas pada Senin membantah tuduhan tidak adanya tindakan.

“Sejak detik pertama gempa dahsyat ini terjadi, dan dalam mengikuti instruksi Yang Mulia,”

“seluruh otoritas sipil dan militer serta staf medis, militer dan sipil, telah melakukan intervensi yang cepat dan efektif untuk menyelamatkan para korban dan menguburkan jenazah para syuhada,” katanya.

Baca juga: PANGLIMA TNI Berang Lihat Rekaman Polisi Dilempari Batu Bak Binatang saat Kerusuhan Rempang

Tim penyelamat, termasuk beberapa yang didatangkan dari Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris dan Spanyol, telah membangun tenda-tenda dan mulai mengirimkan makanan dan air ke mana pun mereka bisa.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved