Breaking News

Anggota GMNI Room Tour ke Lapas Kelas IIA Siantar

Mahasiswa yang merupakan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pematangsantar melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIA Pematangsiantar.

TRIBUN MEDAN/HO
ANGGOTA GMNI dan jajaran Lapas Kelas IIA Siantar berkeliling dan melihat kegiatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Anggota GMNI diajak berkeliling Lapas (room tour) untuk melihat langsung kehidupan dan pembinaan-pembinaan warga binaan selama ini. 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Mahasiswa yang merupakan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pematangsantar melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIA Pematangsiantar, Kamis (3/8/2023). Dalam kunjungan ini, mereka diajak berkeliling Lapas (room tour) melihat langsung kehidupan dan pembinaan-pembinaan warga binaan selama ini.

Kunjungan yang dipimpin Ketua GMNI Kota Pematangsiantar Ronald Jeferson Panjaitan langsung disambut langsung oleh M Pithra Jaya Saragih selaku Kalapas Kelas IIA Pematangsiantar yang didampingi oleh KPLP Raymon A.Girsang, Kasi Binadik, Erwin Siregar serta Kasi Giatja Hasudungan Hutauruk.

Para anggota GMNI melakukan kunjungan dalam rangka melihat secara langsung kondisi rill dan aktual Lapas Pematangsiantar. Mereka berkeliling mulai dari dapur, klinik tempat ibadah, blok hunian WBP hingga fasilitas pembinaan yang diadakan langsung oleh pihak Lapas dalam rangka meningkatkan kemampuan kemandirian Warga Binaan.

Kalapas kelas IIA Pematangsiantar, M Pithra Jaya Saragih mengatakan, bahwa over kapasitas di dalam Lapas Pematangsiantar merupakan permasalahan nasional. “Artinya tidak hanya terjadi di Lapas ini, over kapasitas ini terjadi hampir di seluruh Lapas di Indonesia,” kata Kalapas.

Kalapas Pithra juga secara langsung melihat suasana ibadah di dalam Lapas, Operasional Dapur hingga proses pembinaan kemandirian seperti kerajinan, kain tenun, pembuatan bata press serta budi daya hidropinik di Lapas Pematangsiantar.

Kalapas berharap GMNI mampu menjadi jembatan antara Lapas kelas IIA Pematangsiantar dalam memasarkan hasil karya Kemandirian WBP, seperti miniatur, ulos, tenun, meubel, kerajinan tangan lainnya di tingkat UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

Baca juga: GMNI Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut Berantas Narkoba di Wilayah Hukumnya

Anggota GMNI juga melihat ruangan straff cell di mana itu merupakan ruangan khusus penempatan WBP yang melakukan pelanggaran disiplin dan melanggar aturan tata tertib di dalam Lapas. Salah satu contoh pelanggaran tata tertib yaitu perkelahian sesama WBP dan lainnya.

“Straffcell pun mempunyai ketentuan yaitu 6 hari, 14 hari dan masih bisa di perpanjang berdasarkan tingkat pelanggaran tata tertib,” katanya.

Di akhir kunjungan, anggota GMNI mengucapkan terima kasih kepada pihak Lapas atas diperkenankannya dalam melihat kondisi Lapas yang dalam kondisi over kapasitas.

Meski dengan terbatasnya sarana prasarana yang tersedia serta minimnya jumlah SDM yang ada, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar tetap berupaya mengoptimalkan pelayanan yang diberikan sesuai SOP yang berlaku, baik kepada WBP maupun masyarakat. (alj/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved