Kasus Rocky Gerung
Pengamat Politik Dadang Darmawan Nilai Rocky Gerung Kebablasan dan Tak Beretika
Pernyataan Rocky Gerung yang mengkritik tajam Presiden Jokowi mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara dinilai terlalu berlebihan dan tak beretika.
Penulis: Anugrah Nasution |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pernyataan Rocky Gerung yang mengkritik tajam Presiden Jokowi mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara dinilai terlalu berlebihan dan tak beretika.
Hal itu disampaikan Pengamat Politik Sumatera Utara, Dadang Darmawan Pasaribu.
Baca juga: Dianggap Hina Presiden Jokowi, Mahasiswa di Sumut Minta Rocky Gerung Dipenjarakan
Dadang bilang, pernyataan Rocky Gerung rekat pada perasaan kebencian, sehingga menghilangkan etika dalam menyampaikan pendapatnya di muka umum.
"Siapa pun yang mengkritisi pemerintah termasuk kebijakan presiden tidak ada soal. Yang jadi soal jika kritik itu dibumbui dengan kata-kata tidak pada tempatnya. Kita tau tensi politik sedang panas tetapi jangan kebablasan. Menurut saya soal ini Rocky Gerung ini sudah kebablasan karena tidak pada tempatnya," kata Dadang kepada Tribun Medan, Jumat (4/8/2023).
Dadang menilai pernyataan Rocky yang menyebut diksi 'bajingan' dan 'tolol' dalam kritikannya di muka umum sangat tidak patut dan keterlaluan.
Baca juga: Repdem Sumut Laporkan Rocky Gerung Ke Polda, Diduga Lakukan Penghinaan ke Jokowi
Padahal sebagai seorang intelektual, Rocky Gerung harusnya bersikap kritis tanpa harus menghilang etika yang merupakan budaya warga negara Indonesia.
"Kalau pun dia mengkritik presiden dan pemerintah juga selama ini fine aja tidak ada masalah, kita senang saja, tidak ada yang dipusingkan. Tapi jika kata kata yang tidak pada tempatnya, tidak pantas ini sudah keterlaluan, siapa pun presiden bukan hanya Jokowi pasti kita tidak setuju dengan ungkapan seperti itu," ujar Dadang.
Dadang menyebut, selama ini Rocky Gerung dipandang sebagai orang yang selalu dielu-elukan karena kerap memberikan kritik kepada pemerintah.
Baca juga: Balasan Rocky Gerung Untuk Jokowi Usai Ramai Dituding Menghina Presiden
Dalam negara demokrasi kritik memang perlu dalam menjaga demokrasi. Meski begitu penyampaian pendapat harusnya tak berujung pada penghinaan.
Dadang menilai polemik atas penyampaian Rocky dimasyarakat wajar terjadi apalagi pernyataan itu kemudian sampai pada ranah publik.
Menurutnya perlawanan masyarakat bertujuan untuk menjaga kebebasan berpendapat agar tetap pada tempatnya dan tidak berujung pada penghinaan.
Baca juga: Ketua PBHI Bela Rocky Gerung: Dia Tak Bermaksud Menghina Presiden, Kita Minim Literasi!
"Ini juga soal etika, kita minta orang ada etika, kita harus juga beretika, bagaimana kita minta orang beretika pada rakyat, kebijakan yang baik tapi kita tak beretika. Dan saya kira siapa pun wajarlah akan dilawan oleh masyarakat jika memberi pernyataan seperti itu, dan pelaporan terhadap Rocky itu wajar," kata Dadang.
"Apalagi ini disampaikan kepada publik, kalau kritik kita tak ada soal tapi kata kata kasar itu yang tidak pantas. Kalau seperti itu nanti semua orang bisa berbicara seenaknya," tutupnya.
(cr17/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dadang-Darmawan-Soal-Rocky-Gerung.jpg)