TRIBUNWIKI
SOSOK Suciati Agustin, Anak Muda Penjuang Lingkungan, Belajar Hingga ke Amerika Serikat
Tidak hanya itu, Suci juga kerap mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mengenai lingkungan yang dipelopori oleh Perhutani dan KLHK.
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Sosok pejuang lingkungan wanita asal Riau, Suciati Agustin terpilih menjadi penerima beasiswa Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship 2023 yang dipelopori oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Beasiswa yang diberikan berupa pendidikan selama 5 minggu di Amerika Serikat yang mempelajari tentang lingkungan.
Upaya beasiswa fellowship yang diambilnya itu merupakan suatu keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai lingkungan, iklim dan lainnya.
Sebab, sejak kecil wanita yang memiliki warna kulit sawo matang tersebut sudah mengamati kondisi lingkungan di daerah sekitarnya dan menjadi aktivis lingkungan.
Diceritakannya kepada Tribun-medan.com, selama lima minggu berada di Amerika Serikat, banyak pembelajaran tentang lingkungan yang didapat oleh wanita yang kerap disapa Suci tersebut.
Tidak hanya mendapatkan ilmu tentang iklim di negara Amerika Serikat, Suci juga mempelajari mengenai masalah lingkungan di setiap negara Asean serta bagaiamana cara mengatasinya.
"Saya terpilih menjadi salah satu kandidat YSEALI Academic Fellowship 2023 yang ditempatkan di University of Montana di Amerika Serikat bersama perwakilan dari 10 negara ASEAN lainnya," Ujarnya.
Adapun pembelajaran yang didapatnya pada program tersebut adalah workshop mengenai beberapa permasalahan lingkungan, seperti nature conservation dan tentang bagaimana hubungan alam dengan masyarakat.
"Kemudian kami juga mempelajari bagaimana pemerintah Amerika Serikat melestarikan alam dengan tetap mengayomi masyarakat adat yang ada disana, kemudian mempelajari reklamasi lahan bekas tambang dan juga simulasi diplomasi penanggulan iklim diberbagai negara," Katanya.
Selain itu, Suci dan rekannya melakukan field trip ke berbagai lokasi yang dulunya degradasi dan berhasil dipulihkan lagi oleh masyarakat dan komunitas yang ada di Montana.
Di minggu terakhir, Suci dan delegasi lainnya juga berkesempatan melakukan study trip ke Washington DC.
"Kami juga mempelajari budaya Amerika Serikat dan pertukaran budaya di Negara ASEAN karna kami terdiri dari 10 Negara Asean dan 1 Timor Leste, jadi terdapat 22 delegasi," Ungkapnya
Dikatakan Suci, awal mula dirinya mencintai lingkungan terbentuk karena merasa miris melihat lingkungan tempatnya tinggal kerap terjadi kebakaran hutan, eksploitasi alam, hingga degradasi lahan.
"Saya sendiri dibesarkan di lingkungan yang mana banyak terjadi degradasi lahan, kebakaran hutan hingga eksploitasi alam, jadi sedari kecil saya sudah tertarik untuk mencari tahu kenapa alam ini dirusak, kenapa perekonomian masyarakat tidak bisa searah dengan pelestarian alam yang bisa kita lakukan," Ujarnya.
Oleh sebab itu, setelah susul sekolah menengah pertama (SMP), Suci memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) Kehutanan Negeri Pekan Baru dengan Jurusan Reklamasi dan Rehabilitasi Hutan.
"Selama kegiatan di SMK saya aktif di kegiatan organisasi yakni kegiatan jurnalistik untuk SMK kehutanan, dari situlah saya mulai tumbuh passion ternyata saya berminat di bidang narasinya, bagaimana kita mengkomunikasikan kepedulian lingkungan kepada masyarakat luas," Ucapnya.
Tidak hanya itu, Suci juga kerap mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mengenai lingkungan yang dipelopori oleh Perhutani dan KLHK.
"Jadi siswa-siswi kehutanan mengikuti workshop kepenulisan hijau dan kegiatan lainnya," Katanya
Setelah lulus di SMK, Suci melanjutkan pendidikan di Universitas Andalas Padang dengan Jurusan Sastra Inggris dengan konsentrasi kritik ekologi sastra.
Dalam perkuliahan, Suci juga kerap melakukan riset bersama dosen pembimbingnya terkait isu-isu kebudayaan dan juga lingkungan di Sumatera.
"Meski jurusannya agak berbeda tetapi ketika kuliah saya dan dosen pembimbing saya melakukan riset, jadi kami melakukan riset bagaimana dampak eksploitasi alam kepada masyarakat adatnya salah satunya suku anak dalam di Jambi dan anak adat talang mamak provinsi Riau," Ungkapnya.
Saat ini, Suci juga bekerja di Yagasu, sebuah Non-Governmental Organization (NGO) yang berkantor pusat di Kota Medan yang berfokus pada restorasi mangorve dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Yagasu sudah 22 tahun bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah untuk merestorasi lingkungan persisir. Wilayah kerja Yagasu tersebar di berbagai provinsi di Sumatra dan Jawa.
Dengan ilmu yang didapat ketika mengikuti pendidikan di Amerika Serikat, Suci berencana akan mengajak seluruh aktivis di Kota Medan baik dibidang sosial ataupun lingkungan untuk berkolaborasi membangun kota Medan lebih lestari di Kota Medan.
"Karena kota Medan ini merupakan wajah Sumatera, kita merepresentasikan bagaimana masyarakat Sumatera itu menjaga alamnya, saya ingin komunitas di Kota Medan ini saling terkoneksi satu sama lain, saling membantu dan mengetahui," Ucapnya
Dia juga berencana akan bekerja sama dengan US Consulate Medan untuk menyelenggarakan program capacity building bagi komunitas-komunitas lingkungan yang ada di Kota Medan.
Juarai Berbagai Perlombaan Debat
Suciati Agustin, wanita yang memiliki hobi merajut dan melukis ini tidak hanya aktif di bidang lingkungan, tetapi juga aktif mengikuti perlombaan debat ketika dirinya masih berkuliah di Universitas Andalas Padang.
Suci bersama timnya pernah mendapatkan Juara 1 Kompetisi Debat Nasional di Universitas Raja Ali Haji Tanjung Pinang, Juara 1 Lomba Debat Nasional Fastweek, Oktober 2019, Juara Harapan 1 Lomba Debat Nasional Pekan Politik V, April 2018.
Juara 3 Lomba Debat Nasional di Sayebina UIN SUSKA Riau, Maret 2019 dan Juara 3 National University Debating Championship (NUDC) Tingkat University
Menurutnya, dengan mengikuti kompetisi debat banyak ilmu yang akan didapatkan seperti teamwork, memahami pandangan orang lain dan mengerti bahwasanya sekuat apapun sudut pandang seseorang akan ada pendapat lain yang harus didengarkan.
"Karena di debat itu kita bisa belajar,karena setiap debat pasti ada mosi yang dibahas dan di situ kita belajar mengenai isu-isu yang terjadi di Indonesia saat ini, kemudian didebat ini kita belajar sekuat apapun sudut pandang kita ada pendapat lain yang harus kita dengarkan,"
"Dan yang tiga di debat itu kita akan belajar team work karena dalam satu tim pasti ada dua atau 3 orang dan disitu kita belajar mendengar pendapat teman kita dan mendukungnya," Ungkapnya
Biofile
Nama : Suciati Agustin
Hobi : Merajut dan Melukis
Karir:
Staff Yagasu Medan (2022-Sekarang)
Prestasi:
• Awardee Academic Fellowship, a fully funded scholarship from the US
Department of State
• Awardee of Bakti BCA Scholarship 2019-2020
• The Best Graduate of Faculty of Humanities, Universitas Andalas Class 2021
• The Most Oustanding Student of Faculty of Humanities, Universitas Andalas 2020
• 1st Winner of IYOIN Youth Ambassador, Padang, 2020
• 1st Winner of National Debate Competition in Universitas Raja Ali Haji Tanjung Pinang,
September 2019
• 1st Runner Up of National Debate Competition in Fastweek, October 2019
• 1st Runner Up of National Debate Competition in Political Week V, April 2018
• 3rd Runner Up in National Debate Competition in Sayebina UIN SUSKA Riau, March 2019
• 3rd Runner Up in National University Debating Champhionship (NUDC) at University Level, April 2019
• Grand Finalist of The Best Student of Andalas Global Award 2019
• Top 10 Most Outstanding Students of Andalas University in 2018
(Cr10/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Suciati-Agustin-terpilih-menjadi-penerima-beasiswa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.