82 Km Irigasi Aliri 1.920 Hektare Sawah, Ditargetkan Selesai Januari 2024

Pengerjaan yang dilakukan yaitu normalisasi sungai dan pembangunan saluran irigasi.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Eti Wahyuni
HO
Pembangunan saluran irigasi untuk mengaliri aliran sawah di Kabupaten Serdangbedagai. 

TRIBUN-MEDAN.com, SEI RAMPAH - Balai Wilayah Sungai II Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumut mulai mengerjakan saluran irigasi sepanjang 82 kilometer sungai Sei Ular Kabupaten Serdang Bedagai.

Kabid Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) dan Irigasi Dinas PUPR Heru mengatakan, pembangunan irigasi dan normalisasi Sungai Ular pada tahun ini ditargetkan selesai pada Januari tahun 2024 yang diproyeksikan dapat mengaliri 1.920 hektare sawah warga.

"Jadi pengerjaan sedang dilakukan yang akan selesai pada tahun depan. Pengerjaan yang dilakukan yaitu normalisasi sungai dan pembangunan saluran irigasi," kata Heru kepada Tribun, Rabu (21/6/2023).

Heru menyebutkan, pembangunan irigasi dapat mengaliri sawah warga yang ada di sejumlah kecamatan seperti Perbaungan, Teluk Mengkudu, Sei Rampah, dan Tanjung Beringin.

Baca juga: Irigasi Sawah Rusak Dibiarkan Dinas Pertanian, Petani Merana Terpaksa Beralih Tanam Jagung

Karena dalam masa pengerjaan, aliran air ke sawah warga pun dialihkan sementara waktu. Hal itu yang membuat beberapa saluran air ke sawah warga ada yang terhenti sementara waktu.

Seperti yang ada di Desa Bogak Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai yang mengeluh kekurangan air.

"Iya jadi memang karena proses pembangunan irigasi ini ada perubahan aliran air karena beberapa pintu air ditutup atau dialihkan. Seperti yang ada di Desa Bogak Kecamatan Teluk Mengkudu, jadi memang air berhenti mengaliri sawah karena ada pengerjaan bukan karena kekeringan," ujar Heru.

Namun persoalan ketersediaan air sawah warga saat proses pengerjaan irigasi telah diretas. Heru menyebutkan, BWS bersama Pemerintah Daerah  Petani dan telah menggelar pertemuan dan menyepakati solusi.

Sistem pembagian air selama proses pekerjaan telah disepakati bersama dengan membuat rotasi aliran air untuk mencukupi persawahan pada setiap Desa yang terdampak.

"Jadi biar sawah petani tetap dialiri air dan akan dibagi dengan sistem buka tutup, jadi pintu air akan dibuka selama beberapa hari kemudian dibagi pada tiga Kecamatan. Empat hari akan mengaliri Desa Sei Rejo Rampah, kemudian nanti empat hari lagi akan dibuka untuk Desa di kecamatan lain. Untuk Desa Bogak pintu air akan dibuka sesuai keperluan petani," ujarnya.

Heru pun berharap agar petani mengerti kondisi yang terjadi. Dia pun memastikan jika sawah petani tetap teraliri air.

"Kondisinya seperti itu, memang karena ada pengerjaan jadi ada pembagian air sementara waktu," tutup dia.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved