Viral Medsos

Jabatan Edy dan Ijeck Sebentar Lagi Berakhir, Hubungan Keduanya Kini Sedang Tidak Baik-baik Saja

Jabatan Edy Rahmayadi dan Ijeck sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Sebentar Lagi akan Berakhir, Pengamat Singgung Soal Konflik antar Keduanya

|
Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi saat diwawancarai di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Rabu (24/5/2023). Edy Rahmayadi mengaku sudah membulatkan tekadnya untuk maju kembali sebagai calon gubernur pada Pilgub 2024 mendatang. Kini hubungan Edy dengan Ijeck sedang tidak harmonis. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Jabatan Edy Rahmayadi dan Ijeck sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Sebentar Lagi akan Berakhir, Pengamat Singgung Soal Konflik. . .

Sebagaimana diketahui, masa jabatan Gubernur Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (Ijeck) akan berakhir pada 5 September 2023.

Menjelang berakhirnya masa jabatan keduanya, Isu pecah kongsi (pekong) antara Edy Rahmayadi dengan Musa Rajekshah atau Ijeck mengemuka. Bahkan, berkali-kali mereka saling sindir ketidakharmonisan.

Mengenai kabar ketidakharmonisan keduanya, Pengamat Politik Sumut Shohibul Ansor Siregar mengatakan, dalam demokrasi hal biasa terjadi pecah kongsi (pekong). Bukan sekadar di regional tetapi juga di pemimpin dunia.

Artinya, kata Shohibul Ansor Siregar, pecah kongsi atau tidak harmonisnya antara wakil gubernur dengan gubernur bukan aneh. Namun, sebaiknya tetap menjaga sikap alias tidak diumbar ke media.

Menurutnya, menjaga sikap alias tidak memperlihatkan cekcok atau konflik ke media wujud dari kedewasaan berpolitik.

"Edy dan Ijeck tensinya sangat tinggi. Tapi jangan publikasi ke media perkelahian kalian," ujarnya, Minggu (4/6/2023).

Baca juga: Edy Rahmayadi Tanggapi Pernyataan Ijeck Soal Hubungan Keduanya yang tak Akur

Shohibul Ansor Siregar berpendapat, rakyat Sumut sangat legowo jika pun Edy maupun Ijeck maju sebagai calon gubernur terpisah pada Pemilihan Gubernur 2024.

Akan tetapi, sangat disesalkan mereka memperlihatkan baku hantam di media. Seperti saling sindir atas pernyataan masing-masing.

"Sangat tidak dewasa bila Gubernur dan Wakil Gubernur memperlihatkan ketidakcocokkan ke publik. Tradisi demokrasi sepanjang masa di dunia biasa tidak akur antar gubernur dan wakil. Begitu juga presiden dengan wakilnya,"ujarnya.

Lebih lanjut, Shohibul Ansor Siregar bilang, Edy dan Ijeck sebaiknya tidak lagi mengumbar konflik ke media.

"Mereka berdua harus ingat, bahwa masyarakat Sumut yang memilih keduanya jadi dwi tunggal di Pilgub 2019 lalu,"jelasnya.

"Jangan memperlihatkan konflik meski tidak suka atau marah. Ini bukan sesuatu yang aneh dalam demokrasi. Jangan perasaan sendiri saja yang dipikirkan. Perasaan rakyat Sumut itu bagaimana? Eramas itu nama kalian berdua,"pungkasnya.

Shohibul Ansor Siregar menuturkan, tidak ada dua matahari di dunia. Begitu juga pemimpin hanya ada seorang saja. Jadi, masing-masing harus sadar diri.

"Kalau perspektifnya matahari hanya satu, jadi cuma satu kepala kepemimpinan. Kalau ada yang berlaga matahari kedua, itu namanya lagak. Kenapa mau jadi wakil? Kenapa kemarin tidak jadi gubernur? Perasaan seperti itu muncul setelah menang,"urainya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved