UMKM
UMKM Andaliman Mangintir: Perkuat E-Commerce untuk Jangkau Pasar 'Merica Batak' Lebih Luas
Ia memamerkan juga berbagai olahan andaliman seperti keripik andaliman, sambal andaliman, dan bandrek andaliman.
Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com- Andaliman atau yang sering disebut 'merica Batak' sebuah kekayaan alam dari tanah Sumut menjadi harapan sekelompok petani dan pengusaha.
Andaliman atau dalam bahasa Batak 'Intir-Intir' telah dikemas lebih baik untuk lebih dikenalkan ke pasar nasional mau pun internasional.
Marandus Sirait, pelaku UMKM membawa andaliman lebih dikenal masyarakat luas. Ia membangun UMKM bernama 'Andaliman Mangintir'. Produk andaliman sebagai bumbu masakan dikemas menjadi produk lebih menarik.
Buah andaliman yang didapat dari petani di dataran tinggi Sumut dikemas agar lebih berharga dan bisa lebih banyak yang menyukainya.
Kepada tribun-medan.com, Marandus Sirait menceritakan produk Andaliman Mangintir dijual dalam berbagai bentuk seperti buah kering dan dalam bentuk bubuk. Produk ini dijual di Taman Eden, Luban Julu, Kabupaten Toba, Sumut.
Ia memamerkan juga berbagai olahan andaliman seperti keripik andaliman, sambal andaliman, dan bandrek andaliman.
"Andaliman Mangintir ini saya mulai pada 2018. Saya ingin andaliman bisa dirasakan hingga ke mancanegara,"ujarnya di sela-sela kesibukannya, Rabu (24/5/2023).
Marandus mengungkapkan sempat menjual produk ini hingga ke Rusia, Jerman, dan Belanda. Namun, pengiriman ini dibantu oleh pihak ketiga. Saat ini, produk Andaliman Mangintir juga tengah bersiap untuk dikirim ke Jepang.
Sebagai UMKM binaan BRI, Marandus menceritakan, para petani andaliman sempat mendapatkan batuan peralatan dalam proses memanen buah. Para petani andaliman yang menjadi mitra UMKM Andaliman Mangintir banyak tersebar di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Toba.
Marandus menjelaskan pihak BRI juga sempat menggelar pameran skala nasional untuk membantu pemasaran produk. Namun, kendati demikian, ia berharap BRI bisa menambah jadwal pameran agar lebih intens.
Penjualan Berbasis Online dan Transaksi Digital
Marandus sudah tidak asing lagi dengan pemasaran berbasis internet. Ia telah membuka lapak di Shoppee dan menyediakan sistem pembayaran secara elektronik. Baginya, pembayaran dengan sistem digital dapat mempermudah dan praktis.
"Kita (Andaliman Mangintir) sudah ada Shoppee dan marketplace. Semua bisa dipesan sistem elektronik dan pemmbayaran juga sistem digital,"ujar Marandus.
Marandus mengatakan di lokasi penjualan juga disediakan Qris BRI yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Namun, selama ini, ia merasa pembayaran secara elektronik masih belum banyak.
"Pembayaran elektronik kita lakukan Qris BRI. Tapi di sini dominan tunai tapi ada juga Qris. Tetap kita sediakan barcode Qris. Tiga tahun kita pakai Qri,"ujarnya.
Marandus berharap masyarakat cepat familiar dengan pembayaran elektronik agar lebih cepat dan praktis. Selain itu, dapat menjauhkan dari segala bentuk penipuan.
"Kalau kita lebih enak non tunai dan tidak merepotkan. Beli produk tukar-tukar duitnya, bisa repot. Cuma tidak semua pakai itu kan,"pungkasnya.
60 Persen Pelaku UMKM Sumut Melek Transaksi Digital
KETUA Asosiasi UMKM Sumut, Ujiana Sianturi mengungkapkan, sudah hampir 60 persen pelaku UMKM menggunakan sistem digital. Ia memastikan pelaku UMKM di Sumut tidak kesulitan dalam mengoperasikan pelayanan berbasis digital.
Ujiana mengatakan, kendala yang dihadapi pelaku UMKM untuk menuju 100 persen berbasis digital yakni fasilitas. Meski begitu, pelaku UMKM masih memanfaatkan fasilitas yang sederhana.
"Sejauh ini para pelaku UMKM sudah melek digital. Mereka hanya kekurangan fasilitas handphone. Begitu pun dengan handphone yang standar mereka sudah mengerti. Untuk Sumut, pelaku UMKM dalam menggunakan transaksi digital sudah baiklah," kata Ujiana Sianturi di Balige.
Dikatakan Ujiana, Asosiasi UMKM Sumut juga kerap menggealar pelatihan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swasta, hingga kemeterian. Para pelaku UMKM diajak untuk mengembangkan usahanya agar lebih besar. Tak cuma menggelar pelatihan dan seminar, Asosiasi UMKM Sumut juga mendampingi pelaku UMKM untuk melakukan peminjaman ke bank.
Menurutnya, peran perbankan cukup besar dalam mengembangkan usaha. Apalagi BRI menyediakan pinjaman besar tanpa agunan. "Perbankan juga sangat membantu soal peminjaman. Bahkan 100 juta tanpa angunan juga diberikan. Hanya saja ada persyaratan yang harus dipenuhi. Kami juga mendampingi para UMKM ini untuk bisa meminjam ari perbankan," ujarnya.
Optimalkan Pembayaran Digital
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengoptimalkan potensi pembayaran digital. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto dalam keterangan persnya yang dikutip Tribun Medan mengatakan, pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 12.183 persen year on year (YoY) selama tahun 2022.
Secara nominal, transaksi QRIS BRI mencapai Rp 7,4 triliun di akhir tahun 2022 lalu. “Capaian tersebut ditopang oleh tingginya transaksi di sektor FnB dan Groceries. Di sisi lain, BRI telah menetapkan fitur QRIS menjadi fitur yang default bagi merchant yang menggunakan mesin EDC BRI,” katanya.
Senada dengan itu, BRI turut mendampingi sektor UMKM yang menjadi penopang di masa pemulihan ekonomi nasional. Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank BUMN yang fokus mendorong pengembangan sektor usaha kecil menengah terus berkomitmen untuk memperluas layanan UMKM.
Sementara itu, Direktur Utama BRI, Sunarsn mengatakan, kredit UMKM BRI telah berkontribusi sebesar 67 persen terhadap kredit UMKM nasional. Dimana BRI menerapkan strategi pemberdayaan UMKM dalam penyaluran kredit sehingga UMKM bisa naik kelas dan memperluas penyerapan tenaga kerja.
(tmy/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Produk-UMKM-Andaliman.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.