Berita Viral

Kinerja Dinilai Buruk, Warga Sidokepung Gembok Kades Wanita selama Enam Jam di Balai Desa

Saat dievakuasi, terdengar puluhan warga protes kepada kepolisian. Pengamanan tersebut membuat sejumlah warga kesal  hingga bersitegang dengan polisi

TRIBUN MEDAN/HO
Elok Suciati, Kepala Desa Sidokepung, berhasil dievakuasi polisi setelah digembok warga selama enam jam di balai desa. Aksi warga yang menggembok kepala desanya itu terjadi di Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kepala Desa wanita digembok oleh warganya sendiri di balai desa selama enam jam.

Berdasarkan informasi yang beredar, kepala desa wanita tersebut digembok oleh warga di balai desa lantaran dinilai memiliki kinerja yang buruk.

Aksi warga yang menggembok kepala desanya itu di balai desa terjadi di Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Beruntung pihak kepolisian dengan cepat mengevakuasi kepala desa tersebut setelah enam jam terkurung.

"Polisi evakuasi kades wanita di Buduran Sidoarjo yang digembok warga di balai desa selama 6 jam," isi narasi dalam keterangan unggahan @terangmedia.

Dalam video tersebut tampak pihak kepolisian mengevakuasi kepala desa Sidokepung bernama Elok Suciati.

Pihak kepolisian mengevakuasi kades tersebut lantaran dikurung oleh warga di balai desa selama enam jam.

Saat dievakuasi, terdengar puluhan warga protes kepada kepolisian.

Aksi pihak kepolisian tersebut membuat sejumlah warga kesal  sehingga warga dan kepolisian sempat bersitegang.

Terlihat dalam video itu, warga yang berada di lokasi berupaya mendekati kepala desa yang dijaga ketat oleh kepolisian.

Adapun penyebab kades wanita ini dilarang keluar balai desa karena dinilai sering mengecewakan warga, khususnya terkait masalah pengurusan program pendaftaran tanah sistematis lengkap PTSL warga Desa Sidokepung yang dipimpinnya.

Dilansir dari Wartakota, Supaat, warga Sidokepung mengaku kecewa karena sebagai pemohon, PTSL tidak mendapat pelayanan serius dari perangkat desa setempat.

Sebab, kades maupun perangkat desa lainnya dianggap mempersulit warga setiap kali ingin menemui ketua panitia PTSL di balai desa.

"Sejak bulan puasa kita tidak bisa menemui ketua panitia, kades pun tidak mau mendatangkan," kata Supaat, Rabu (24/4/2023).

Karena dinilai mengecewakan, warga akhirnya menutup balai desa dan menggembok pintu balai desa sehingga bu kades tidak bisa meninggalkan balai desa untuk pulang ke rumahnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved