Tio Pakusadewo Bongkar Harga Sewa PSK dan Monopoli Bisnis Oleh Seorang Anak Menteri di Lapas

TRIBUN-MEDAN.COM – Tio Pakusadewo bongkar soal bisnis prostitusi dan monopolis bisnis yang sudah ada sejak lama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Tio Pakusadewo  yang telah dua kali mendekam di penjara karena kasus narkoba, membuatnya banyak tahu kondisi di Lapas.

Hal ini disampaikan Tio Pakusadewo saat diundang dalam podcast di YouTube Deddy Corbuzier.

Sebelumnya, aktor kawakan Tio Pakusadewo bongkar praktik nakal narapidana dan oknum sipir di penjara, yang memberikan akses untuk open BO terhadap napi.  

Tio Pakusadewo menuturkan bahwa ada sebuah tempat bagian penjara di mana open BO bisa dengan bebas dilakukan. 

Biasanya, kata Tio, saat jam besuk berlangsung, sejumlah perempuan pekerja seks komersial (PSK) akan masuk tanpa menggunakan pakaian dalam. Tujuannya agar bisa langsung melakukan transaksi.

“Sipirnya tahu lah. Kan dilempar uang mulutnya (jadi) diam. Semua di sana (Lapas) ada harganya,” ujar

Tio mengungkap, transaksi seksual itu tidak hanya dilakukan di dalam Lapas, melainkan juga di rumah sakit yang lokasinya persis berada di depan Lapas.

"Ada rumah sakit di depan (Lapas). Jadi, kita bisa tuh pura-pura sakit, dirawat lah sehari, dua hari, datang deh suster-susteran. Ada tarifnya, sehari ada yang Rp1,5 (juta) ada yang Rp2,5 (juta)," bebernya.

Lebih lanjut, Tio menyebut bahwa bisnis prostitusi itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat binaan penghuni lapas.

Selain itu ia juga banyak menyaksikan praktik-praktik nakal yang yang tidak hanya dilakukan oleh para narapidana, tetapi juga oknum-oknum sipir. 

Setelah Tio Pakusadewo umbar kebobrokan di balik penjara. Kini secara bergantian, berbagai pihak turut buka suara, mulai dari mantan napi hingga sipir penjara.

Seperti dalam pembicaraan antara Uya Kuya dan sosok yang dirahasiakan identitasnya pada kanal Youtube Uya Kuya.

Namun, banyak orang yang mengatakan bahwa sosok tersebut adalah Tio Pakusadewo.

Dalam tayangan tersebut, dia membeberkan dugaan monopoli bisnis sebuah yayasan di sejumlah Lapas.