BPDPKS dan ITSI Berkolaborasi Dukung Daya Saing Industri Kelapa Sawit Secara Berkelanjutan

Institut Teknologi Sawit Indonesia bersama BPDPKS saling bahu-membahu bangun daya saing industri kelapa sawit secara berkelanjutan.

Tribun Medan/HO
Talk Show Sawit Hebat Indonesia Kuat di Ruang Sidamanik, ITSI, Jalan Willem Iskander, Medan, Senin (15/5). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Sebagai komoditi primadona dan sumber devisa terbesar negara, semua pihak seperti pemerintah, kampus dan pelaku usaha harus bersama membesarkan dan mengembangkan industri serta perkebunan kelapa sawit serta memperjuangkan daya saing kelapa agar semakin kuat dalam perdagangan internasional. Pemberdayaan petani dan pelaku UMKM sawit di Indonesia perlu untuk terus didorong melalui berbagai kegiatan dalam rangka mendukung sistem dan tata kelola agribisnis kelapa sawit rakyat secara berkelanjutan, salah satunya adalah talkshow yang bertajuk “Sawit Hebat Indonesia Kuat”

Demikian disampaikan Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Aries Sukariawan, SP, MP dalam sambutannya pada Talk Show Sawit Hebat Indonesia Kuat di Ruang Sidamanik, ITSI, Jalan Willem Iskander, Medan, Senin (15/5). Talk show tersebut digelar dalam rangkaian kegiatan Potret UMKM Perkebunan yang digelar selama tiga hari, Senin - Rabu (15-17/05). Talk show ini mengangkat tema “Pemberdayaan petani dan pelaku UMKM guna mendukung sistem dan tata kelola agribisnis kelapa sawit rakyat secara berkelanjutan”

Acara dihadiri Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sumut Ir. Lies Handayani Siregar, M.MA, pimpinan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kemenkeu RI, peneliti PPKS, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, akademisi, mitra perbankan, pengusaha dan ratusan mahasiswa perkebunan serta para pelajar dari sejumlah SMK perkebunan di Sumut. Rangkaian giat ini juga dimeriahkan puluhan stan bazar yang menyajikan berbagai produk olahan dan turunan kelapa sawit, kuliner dan lainnya.

Dalam paparannya, Aries Sukariawan menjelaskan, di balik kedudukan Indonesia sebagai negara dengan luas lahan kebun sawit terluas di dunia yakni 16,5 juta hektare dan sebagai negara produsen sawit terbesar, masih ada berbagai persoalan dan tantangan kelapa sawit nasional. Di antaranya, industri sawit masih bergantung pada ekspor yang mengakibatkan harga sawit terus bergejolak dan mempengaruhi petani.

ITSI bersama BPDPKS saling bahu-membahu bangun daya saing industri kelapa sawit secara berkelanjutan
Institut Teknologi Sawit Indonesia bersama BPDPKS saling bahu-membahu bangun daya saing industri kelapa sawit secara berkelanjutan.

Maka dari itu, lanjutnya, banyak solusi yang ditawarkan. Salah satunya dengan mengembangkan agribisnis bidang kelapa sawit, industri hilir sawit, UMKM berbasis sawit hingga peningkatan SDM sawit dengan melibatkan generasi muda atau milenial dalam pengembangan sawit sejak dini. Untuk itu, kegiatan ini dirasa penting untuk meningkatkan minat terhadap sawit seperti yang dilakukan ITSI yang kini termasuk kampus yang menerima beasiswa SDMPKS dari BPDPKS. Untuk tahun 2023, dari 2.000 kuota nasional beasiswa tersebut, 270 di antaranya tersedia di ITSI.

Rektor Aries menyampaikan terima kasih atas semua dukungan agar giat ini terlaksana baik. Rangkaian Potret UMKM Perkebunan di antaranya adalah talk show, seminar nasional, pameran bazar hingga kunjungan lapangan atau field trip ke perkebunan. "Ini upaya agar generasi muda semangat memperjuangkan daya saing kelapa sawit agar semakin kuat. Acara ini bentuk perhatian kita untuk daya saing sawit ke depan," ujar rektor.

Kepala Disbun Sumut, Ir. Lies Handayani Siregar, M.MA mengapresiasi ITSI yang melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan sawit nasional yang kini jadi tulang punggung perekonomian negara. Walau sebagai produsen terbesar dunia, kelapa sawit Indonesia saat ini produktivitasnya menurun. Hal itu yang perlu diatasi bersama termasuk perlu peran kampus.

Di Sumut, jelasnya, terdapat 1,4 juta hektare lahan kelapa sawit namun produksinya tidak sebanding dengan luasan lahan. Dari jumlah itu, 33 persennya merupakan perkebunan rakyat yang perlu diberdayakan dan ditingkatkan agar berdaya saing. Salah satunya dengan program peremajaan sawit rakyat (PSR). Melihat potensi ini Pemprov Sumut fokus pada pengembangan sektor pertanian khususnya industri sawit strategis.

Foto bersama usai kegiatan Talk Show Sawit Hebat Indonesia Kuat
Foto bersama usai kegiatan Talk Show Sawit Hebat Indonesia Kuat di Ruang Sidamanik, ITSI, Jalan Willem Iskander, Medan, Senin (15/5)

Jumlah kebun sawit rakyat tersebut, katanya, yang dikelola rakyat dinilai masih perlu diperbaiki performa dan produktivitasnya agar sesuai dengan jumlah lahan. 33 persen atau sekitar 400 ribu hektare lahan sawit rakyat, masih 21 ribu di antaranya yang sudah terverifikasi untuk program PSR. Padahal target untuk peremajaan sekitar 121 ribu hektare lahan. Melihat persoalan ini, Ir Lies menilai perlu menggairahkan kaum milenial agar terlibat dalam perkebunan.

Dengan kemampuan dan peran teknologi baru perkebunan, jelasnya, maka diharap ke depan akan memajukan industri sawit dengan mengatasi di antaranya masalah produktivitas hingga masalah pemakaian bibit yang kurang berkualitas yang mempengaruhi produksi di masa mendatang. Ia mengarahkan, agar petani juga memanfaatkan PSR dengan meningkatkan kualitas SDM. Terkait beasiswa, Disbun siap membantu memperjuangkannya dan siap mengakomodir penyaluran beasiswa kelapa sawit. "Kita tidak bisa kerja sendiri kembangkan sawit, perlu kerja sama semua pihak," tegasnya.

Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah Koperasi (UKMK) BPDPKS, Helmi Muhansah sebagai pembicara kunci menyampaikan, BPDPKS sebagai badan layanan umum di bawah Kemenkeu banyak berbuat untuk pengembangan sawit termasuk untuk SDM dan industri hilir serta UMKM dengan produk turunan sawit. Banyak kolaborasi dilakukan termasuk dengan kampus, kelompok UMKM, peneliti dan lainnya untuk melestarikan kelapa sawit dan meningkatkan nilai komoditi primadona ini.

Menurutnya, kolaborasi adalah kunci sukses sawit. Dengan bersama semua pemangku kepentingan, melalui acara ini diharap mampu menciptakan inovasi produk turunan kelapa sawit yang bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan talk show dengan narasumber Dr Ir Donald Siahaan seorang peneliti ahli utama Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Yoshida Sary dari Iwapi serta akademisi dari IPB Dr Ir Hariyadi, MS. Talk show diikuti antusias oleh peserta saat sesi dialog dan tanya jawab. Hadir segenap sivitas kampus ITSI, para wakil rektor, mitra kampus dan perwakilan guru dari sekolah-sekolah kejuruan perkebunan di Sumut.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved