Berita Viral

Keluarga WNI yang Disandera di Tengah Konflik Myanmar Diminta Uang Tebusan, Ditawar Jadi 15 Juta

Keluarga WNI yang disandera di tengah konflik Myanmar diminta uang tebusan oleh pihak perusahaan yang mempekerjakan mereka.

HO
Keluarga WNI yang disandera di tengah konflik Myanmar diminta uang tebusan oleh pihak perusahaan yang mempekerjakan mereka. 

TRIBUN-MEDAN.com - Keluarga WNI yang disandera di tengah konflik Myanmar diminta uang tebusan oleh pihak perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Saat ini, ada 18 WNI dari berbagai daerah yang masih tertahan di Myanmar.

Satu di antara mereka adalah Theodora Mayang (37), warga Kompleks Setiabudi Regency, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Valeria Buring, kakak ipar Mayang, mengatakan, pihak perusahaan tempat adiknya bekerja di Myanmar meminta uang tebusan Rp 15 juta.

"Mayang dan yang lainnya itu diminta telepon keluarga untuk bilang perusahaan bakal melepas mereka, tapi minta uang perjalanan (tebusan) sebesar 1.000 dolar atau Rp15 juta. Terakhir katanya bisa sampai Rp 7,5 juta," ujar Valeria saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (6/5/2023).

Menurutnya, permintaan uang tebusan itu sangat mencurigakan lantaran nominalnya berubah-ubah.

"Awalnya Rp 50 juta, terus bisa kurang lagi sampai batas minimalnya itu Rp 7,5 juta. Saya bilang keluarga akan berusaha untuk mengumpulkan uang itu. Saya bilang minta waktu buat koordinasi sama keluarga lain," katanya.

Baca juga: UPDATE Kasus Karyawati Diwajibkan Ngamar Bareng Atasan, AD Resmi Laporkan Atasannya ke Polisi

Baca juga: Megawati Sebut Banyak yang Mau Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Harus Atur Jadwal: Kan Saya Jadi Pusing

Valeria meminta agar pemerintah segera membantu proses kepulangan saudaranya dan WNI lain yang masih ditahan di Myanmar.

"Harapannya ada respons cepat atas kondisi dan permintaan ini. Khawatirnya ini tipu-tipu, kami serahkan ke Kemenlu dan pemerintah untuk ambil sikap seperti apa. Kami harap evakuasi segera dilaksanakan juga," ucapnya.

Mayang sebelumnya tertipu lowongan kerja dan terjebak di Myawaddy, Myanmar.

Dia disekap agen penyalur lowongan kerja ilegal di daerah konflik tersebut.

Valeria Buring mengatakan adik iparnya berangkat dengan tujuan awal Thailand karena sudah terdesak kebutuhan ekonomi. Apalagi dia tidak lagi bekerja sejak pandemi Covid-19.

"Niatnya dia mau bantu keluarga, makanya memutuskan ke sana. Kebetulan kenal dengan Noviana, jadi mereka berangkat bareng dari Indonesia pada Oktober 2022," ujar Valeria.

(*)

Berita sudah tayang di tribun-jabar

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved