Viral Medsos

TERKAIT Kematian AKBP Buddy, Ketua Harian Kompolnas Dorong Polri Melakukan Penyelidikan Komprehensif

Lebih lanjut, Benny juga yakin pihak Polri akan melakukan penyelidikan secara profesional sehingga bisa menyimpulkan kasus ini secara komprehensif.

Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Kasat Narkoba Polres Jaktim AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang baru dua bulan menjabat ditemukan tewas pada Sabtu (29/4/2023) sekira pukul sekira pukul 09.32 WIB saat masih mengenakan sepatu dan pakaian dinas lengkap (PDL). Sebelum tewas, ia diketahui sempat menerima panggilan telepon dari Polres Metro Jakarta Selatan. AKBP Buddy Alfrits pun buru-buru ke kantor dengan mainiki grab, bukan naik mboil pribadi. Jenazahnya ditemukan oleh saksi mata pada pukul 10.15 WIB di pinggir rel kereta api. (istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM  - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mendorong Polri untuk melakukan penyelidikan komprehensif terhadap kematian dari Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu.

"Memang dari rilis sementara Kabid Humas (Polri) menyatakan bahwa ini diduga bunuh diri. Namun kami dari Kompolnas tentunya mendorong untuk dilakukan penyelidikan secara komprehensif," kata Benny kepada Kompas TV, Minggu (30/4/2023).

"Yang pertama, menyangkut rekam medis sakitnya apa. Karena menurut informasi, yang bersangkutan sering mengeluh ketika kambuh itu sakitnya tidak bisa ditahan lagi. Kemudian yang kedua, menyangkut masalah komunikasi terakhir sebelum yang bersangkutan meninggalkan kantor dengan naik Grab, bukan diantar oleh anggota ataupun dengan kendaraan sendiri."

"Kemudian yang ketiga, tentunya dalam hal olah TKP, tidak hanya saksi-saksi tapi CCTV perjalanan yang bersangkutan dari kantor sampai ke lokasi itu bagaimana plus saksi-saksi termasuk masinis. Ini perlu didengar keterangannya secara mendalam sehingga nanti bisa dilihat apakah yang bersangkutan itu sendirian menuju ke TKP atau tidak," jelasnya.

"Oleh sebab itu, kami akan mengawal terus kasus ini sampai tuntas nanti kesimpulannya apa," imbuhnya.

Benny menambahkan, pihaknya juga berencana untuk bertemu keluarga untuk menggali lebih lanjut informasi terkait AKBP Buddy.

Baca juga: Keluarga Curiga Kematian AKBP Buddy Alfrits, Singgung Peran Mafia Narkoba, Baru Jabat Kasat Narkoba

Lebih lanjut, Benny juga yakin pihak Polri akan melakukan penyelidikan secara profesional sehingga bisa menyimpulkan kasus ini secara komprehensif.

"Kami yakin bahwa pihak Polri akan melakukan penyelidikan secara profesional, secara saintifik sehingga nanti kesimpulannya bisa obyektif," ujarnya.

AKBP Buddy ditemukan meninggal dunia di perlintasan kereta di kawasan Jatinegara pada Sabtu (29/4/2023) pagi.

Dari hasil penyelidikan sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, AKBP Buddy diduga tewas karena bunuh diri. 

Polisi pun hingga saat ini masih menyelidiki motif bunuh diri yang dilakukan yang bersangkutan. Sementara itu, Buddy diduga mengalami depresi karena sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Terkait hal ini, Benny juga mendorong untuk penguatan di biro psikologi Polri. Menurutnya, menjadi anggota Polri sangat rentan untuk mengalami masalah yang berkaitan dengan kejiwaan.

"Kami kan dari Kompolnas kebetulan melakukan penelitian, pertama masalah penyalahgunaan senjata api, kedua masalah penyalahgunaan narkoba dan sebagainya," tutur Benny.

"Kami temukan di sini bahwa peran psikolog Polri itu sangat sangat penting sementara jumlahnya terbatas."

"Oleh sebab itu kami mendorong untuk adanya penguatan SOTK dari biro psikologi ini karena apa, tugas Polri ini sangat berat dan anggota mudah kelelahan, stres, bisa depresi termasuk yang pulang dari daerah operasi dan sebagainya," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved